Minggu, 13 Januari 2013

My Jurnal Epidemiologi Gizi


HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI TERHADAP KONTRIBUSI ASUPAN ZAT GIZI DARI JAJANAN ANAK SEKOLAH  

(Relationship between nutrition knowledge of the contribution of nutrient intake from snacks schoolchildren)



Septian Suhandono, Armina Puji Utari, Maya Utami Widhianti, Mega Seasty Handayani, Anggar Pamungkas, Chaerunnisa Utami, Mirawati



ABSTRACT

Background: The morning breakfast is very important for everyone to start the activities throughout the day, as well as school children. Children are a phase where people need more nutrients in the daily diet so that it can grow normally. Breakfast is also important on improving concentration when studying. Hunger caused no breakfast can decrease the concentration of study, body weakness, abdominal pain, drowsiness when learning and so on. But what often happens is that the habits of children skip breakfast so they consume more snacks purchased at the school.

Objective: This study aimed to analyze the relationship between nutrition knowledge of the contribution of nutrient intake from snacks schoolchildren

Methods: The method used in this study was purposive sampling. The sample used in the study were 30 elementary school students called baseline-endline. The data is processed and analyzed by the descriptive analysis using tests of normality, paired t-test and chi-square test

Results: Based on the processing of data showed that most of the samples have less nutritional knowledge, but after statistical test showed no association between nutritional knowledge of the contribution of nutrient intake from snacks schoolchildren seen from the chi-square test value > 0.01

Conclusion: There was no association between nutritional knowledge of the contribution of nutrient intake from snacks scoohlchildren



Key words: Breakfast, nutrient intake, nutritional knowledge, snacks



ABSTRAK

Latar Belakang: Sarapan pagi sangat penting bagi setiap orang untuk mengawali aktivitas sepanjang hari , begitu pula dengan anak sekolah. Anak-anak merupakan suatu fase dimana manusia membutuhkan lebih banyak zat gizi dalam makanan sehari-hari sehingga dapat tumbuh dengan normal. Sarapan juga penting dalam meningkatkan konsentrasi ketika belajar. Rasa lapar yang disebabkan karena tidak sarapan dapat menurunkan konsentrasi belajar, badan lemas, sakit perut, mengantuk ketika belajar dan sebagainya. Namun hal yang sering terjadi adalah kebiasaan anak-anak melewatkan sarapan sehingga mereka lebih banyak mengkonsumsi jajanan yang dibeli di sekolah.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi  terhadap kontribusi asupan zat gizi dari jajanan anak sekolah

Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling.  Sampel yang digunakan dalam penelitianberjumalh 30 siswa sekolah dasar yang disebut baseline-endline. Data diproses dan dianalisis dengan jalan analisis deskriptif menggunakan tes normalitas, paired t-test dan chi-square test

Hasil: Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan menunjukkan bahwa kebanyakan sampel mempunyai pengetahuan gizi yang kurang namun setelah dilakukan uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi terhadap kontribusi asupan gizi dari jajanan anak sekolah yang terlihat dari nilai chi-square test > 0,01

Kesimpulan. Tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi terhadap kontribusi asupan gizi dari jajanan anak sekolah



Kata kunci: Sarapan, Asupan Gizi, Pengetahuan Gizi, Jajanan



PENDAHULUAN

Latar Belakang

Faktor penentu kulaitas sumber daya manusia dalam upaya pembangunan nasional antara lain adalah faktor kesehatan dan gizi. Kedua faktor ini penting karena seseorang tidak akan mampu mengembangkan kapasitasnya secara maksimal apabila yang bersangkutan tidak memiliki status kesehatan dan gizi yang optimal (Kemenkes RI 2007). Dalam hal ini anak sekolah merupakan sasaran strategis dari peningkatan gizi masyarakat. Peningkatan gizi masyarakat pada anak sekolah dengan memberikan pengetahuan tentang pemenuhan gizi yaitu mengenai manfaat makanan bagi tubuh (Depkes RI 2001).

Menurut Swantari 2011, Jalan untuk menempuh perbaikan gizi pada anak agar anak dapat belajar dengan baik yaitu melalui perbaikan pola makan di keluarga dengan menekankan pentingnya makan pagi (sarapan) sebelum berangkat ke sekolah, dan saran yang tepat dari segi gizi adalah melakukan kebiasaan makan pagi.

Sarapan atau makan pagi merupakan salah satu kegiatan yang penting dilakukan sebelum melakukan aktifitas fisik sehari-hari. Makan pagi harus memenuhi sebanyak ¼ kalori sehari dan mengandung unsur empat sehat lima sempurna, dengan tujuan agar tubuh dapat mempersiapkan diri untuk melakukan segala aktifitas dengan baik (Khomsan 2004).

Sarapan pagi memberikan kontribusi yang penting terhadap total asupan gizi sehari. Sarapan pagi akan menyumbangkan sekitar 25% dari total asupan gizi sehari. Ini jumlah yang cukup signifikan. Jika kecukupan energi dan protein dalam sehari adalah 2000 Kkal dan 50 g, maka sarapan pagi menyumbangkan 500 Kkal energi dan 12.5 g protein. Seseorang yang tidak sarapan pagi sulit untuk memenuhi kecukupan gizinya. Anak yang tidak makan pagi, kurang dapat mengerjakan tugas di kelas yang memerlukan konsentrasi, sering mempunyai nilai hasil ujian yang rendah, mempunyai daya ingat yang terbatas, dan sering absen (Muchtar M, Julia M, Gamayanti IL. 2011).

Dampak sarapan pagi lainnya adalah dapat mengurangi kebiasaan jajan terlalu banyak di sekolah. Hal tersebut disebabkan seseorang yang terbiasa sarapan, kebutuhan akan zat gizinya telah terpenuhi oleh kegiatan sarapannya. Berbeda dengan yang tidak terbiasa sarapan, mereka akan memenuhi zat gizinya dengan membeli makanan yang tersedia di sekolah. Menurut Muchtar M, Julia M, Gamayanti IL. 2011, berdasarkan hasil penelitiannya seluruh remaja siswa SMAN I Pahandut Kota Palangka Raya menunjukkan bahwa 100% remaja yang tidak sarapan melakukan jajan pada jam istirahat pertama, walaupun sarapan pagi adalah hal yang penting untuk dilakukan. Namun dalam kenyataannya banyak remaja yang menunda waktu sarapannya disebabkan beberapa hal seperti terburu-buru, belum merasa lapar, dan tidak berselera untuk makan sehingga biasanya para remaja menunda waktu sarapannya hingga jam istirahat di sekolah.

Hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan gizi dengan kebiasaan sarapan dan kontribusi asupan zat gizi dari sarapan telah banyak dilakukan. Namun, penelitian tersebut belum dapat menjawab tentang hubungan pengetahuan terhadap kontribusi asupan zat gizi dari jajanan anak sekolah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap kontribusi asupan zat gizi dari jajanan anak sekolah.



Tujuan

Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian kali ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi  terhadap kontribusi asupan zat gizi dari jajanan anak sekolah



Tujuan Khusus

1.   Mengetahui karakteristik subyek penelitian

2.   Mengetahui gambaran mengenai besaran dan alokasi uang jajan responden

3.   Mengetahui pengetahuan gizi anak sekolah dasar mengenai sarapan sehat di Desa Ciherang

4.   Mengetahui kontribusi asupan zat gizi anak sekolah dasar di desa Ciherang





Hipotesis

H0 : Terdapat hubungan antara pengetahuan gizi  terhadap kontribusi asupan zat gizi dari jajanan anak sekolah

H1 : Tidak Terdapat hubungan antara pengetahuan gizi  terhadap kontribusi asupan zat gizi dari jajanan anak sekolah

Peningkatan pengetahuan gizi akan meningkatkan kontribusi asupan gizi dari jajanan sekolah

Peningkatan pengetahuan gizi tidak akan meningkatkan kontribusi asupan gizi dari jajanan sekolah





METODE

Waktu dan tempat penelitian

     Penelitian “Hubungan Pengetahuan Gizi Terhadap Kontribusi Asupan Zat Gizi dari Jajanan Anak Sekolah” dilaksanakan pada bulan November – Desember 2012. Penelitian ini berlokasi di sepuluh Desa Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor. Sepuluh Desa lingkar kampus tersebut adalah Desa Ciherang, Desa Cihideng Udik, Desa Margajaya, Desa Ciampea, Desa Balumbang Jaya, Desa Cibanteng, Desa Sinarsari, Desa Cikarawang, Desa Situ Gede, dan Desa Babakan Raya. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan kampanye sarapan sehat yang juga berlokasi di Desa lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga,     Bogor .

Jumlah dan cara Pengambilan Contoh

            Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa/ siswi TPA (Tempat Pendidikan Agama) yang ada di sepuluh Desa (Desa Ciherang, Desa Cihideng Udik, Desa Margajaya, Desa Ciampea, Desa Balumbang Jaya, Desa Cibanteng, Desa Sinarsari, Desa Cikarawang, Desa Situ Gede, dan Desa Babakan Raya), Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah sekitar 600 orang, dimana masing- masing Desa terdiri dari sekitar 60 responden.. Sisiwa/ siswi yang terlibat sebagai responden berada dikelas I, kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V, dan kelas VI Sekolah Dasar. Siswa/ siswi diluar kelas I sampai kelas VI Sekolah Dasar tidak dimasukkan sebagai responden dalam penelitian.

Jenis dan cara Pengumpulan Data

            Pengambilan sampel dilakukan setelah diketahui tujuan dan sasaran dari penelitian yang akan dilakuka. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode tertentu. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Peneliti menentukan sendiri sampel yang akan digunakan dalam penelitian dengan adanya pertimbangan tertentu. Sehingga sampel diambil tidak secara acak, tetapi ditentukan sendiri oleh peneliti. Dengan digunakannnya teknik purposive sampling diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar- benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

            Variabel merupakan suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan adanya variabel, peneliti akan lebih mudah memahami permasalahan yang ada. Variabel yang digunakan dari penelitian “Hubungan Pengetahuan Terhadap Kontribusi Asupan Zat Gizi dari Jajanan Anak Sekolah” adalah pengetahuan dan asupan zat gizi. Pengetahuan sebagai variabel dimaksudkan bahwa siswa/ siswi memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda pada saat awal dan akhir dari penelitian sehingga diketahui pengaruhnya terhadap variabel yang lainnya, yaitu asupan zat gizi. Asupan zat gizi sebagai variabel maksudnya adalah asupan zat gizi untuk masing- masing siswa/ siswi Sekolah Dasar adalah berbeda, dimana hal ini mungkin berhubungan dengan tingkat pengetahuan masing- masing individu. Tingkat pengetahuan dan asupan zat gizi untuk siswa/ siswi Sekolah Dasar diasumsikan bahwa keduanya saling mempengaruhi.

Pengolahan dan Analisis Data

            Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan Microsoft Excel dan SPSS. Pengolahan data diawali dengan melakukan coding untuk seluruh data lalu dimasukkan dalam Microsoft Excel. Setelah data lengkap lalu dilakukan cleaning data yang bertujuan untuk merapihkan data. SPSS digunakan untuk analisis data, analisis data terdiri dari analisis deskriptif, uji normalitas, uji paired T-Test, dan uji chi-square. Uji normalitas dilakukan untuk melihat sebaran data apakah memiliki sebaran yang normal atau tidak. Uji paired T-Test dilakukan untuk melihat perbedaan data antara baseline dan endline. Uji chi-square dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel dalam penelitian.





HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati pada penelitian ini diantaranya jenis kelamin, tingkat pendidikan, besaran uang saku serta alokasi uang saku untuk jajan. Berdasarkan pengolahan data diketahui bahwa jumlah responden laki-laki berjumlah 20 orang dengan presentase sebesar 66,7% sedangkan responden perempuan berjumlah 10 orang dengan presentase sebesar 33.3%  dengan total responden sebanyak 30 orang . Distribusi subjek berdasarkan karakteristik dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Karakteristik subjek penelitian

Karakteristik
n
%
Jenis kelamin


   Laki-laki
20
66.7
   Perempuan
10
33.3
Jumlah
30
100
Tingkat pendidikan (SD)


   SD Kelas 1
4
13.3
   SD Kelas 2
11
36.7
   SD Kelas 3
2
6.7
   SD Kelas 4
5
16.7
   SD Kelas 5
6
20
   SD Kelas 6
2
6.7
Jumlah
30
100



Berdasarkan tingkat pendidikannya, responden yang dipilih merupakan responden usia Sekolah Dasar  dengan tingkat pendidikan kelas 1 SD sebanyak 4 orang dengan presentase sebesar 13,3 % , kelas 2 SD sebanyak 11 orang dengan presntase 36,7 %, kelas 3 SD sebanyak  2 orang dengan presentase sebesar 6.7%, kelas 4 SD sebanyak 5 orang dengan presentase sebesar 16,7% , kelas 5 SD sebanyak 6 orang dengan presentase sebesar 20 % dan untuk kelas 6 SD sebanyak 2 orang dengan presentase sebesar 6,7%. Berdasarkan sebaran tingkat pendidikan anak usia sekolah dasar diatas bahwa responden terbanyak adalah reponden dengan tingkat pendidikan kelas 2 SD yaitu sebanyak 11 orang dengan presentase sebesar 36,7%.

Besaran uang saku responden dibagi dalam tiga kategori diantaranya uang saku dengan jumlah dibawah Rp.2000, antara Rp.2000 hingga Rp.5000 dan uang saku dengan jumlah diatas Rp.5000. berdasarkan pengolahan data didapatkan jumlah responden dengan uang saku dibawah Rp.2000 sebanyak 4 orang dengan presentase 13.3%. Uang saku dengan jumlah diantara Rp.200 hingga Rp.5000 sebanyak  17 orang dengan presentase 56,7% sedangkan untuk jumlah uang saku diatas Rp.5000 berjumlah 9 orang dengan presentae 30%.

Sedangkan banyaknya alokasi uang saku untuk jajan dibagi menjadi 3 kategori diantaranya alokasi uang saku  untuk jajan dengan jumlah dibawah Rp.2000, antara Rp.2000 hingga Rp.5000 dan diatas Rp.5000. untuk alokasi uang saku untuk jajan dibawah Rp.2000 sebanyak 12 orang dengan presentase 40% sedangkan untuk alokasi uang jajan diantara Rp.2000 hingga Rp.5000 sebanyak 17 orang dengan presentase 56,7% dan utuk alokasi uang saku untuk jajan diatas Rp.5000 hanya ada 1 orang dengan presentase sebesar 30%. Besaran dan alokasi uang saku responden dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah uang saku dan alokasi uang saku

Variabel
n
%
Besaran uang saku anak (Rp)


   <2000
4
13.3
   2000-5000
17
56.7
   >5000
9
30
Jumlah
30
100
Alokasi uang saku (Rp)


   <2000
12
40
   2000-5000
17
56.7
   >5000
1
3.3
Jumlah
30
100



Pengetahuan Gizi dan Kontribusi Zat Gizi dari Jajanan Sekolah

Salah satu variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan gizi  dan kontribusi asupan zat gizi dari jajanan anak sekolah. Pengetahuan gizi  responden yang diuji adalah pengetahuan gizi mengenai pentingnya sarapan yang terdiri dari pengertian sarapan, dampak yang terjadi apa bila tidak sarapan, menu sarapan yang bergizi dan apa yang dilakukan apabila tidak sempat sarapan. Pengetahuan gizi diukur melaui pretest sebelum diadakan penyuluhan serta postest setelah diadakannnya penyuluhan.

Pengetahuan gizi dinilai berdasarkan tiga kategori diantaranya baik, sedang dan kurang. Untuk data awal (Baseline) jumlah responden dengan kategori baik sebesar 0%, kategori sedang sebanyak 10 orang dengan presentase 33,3% dan kategori kurang sebanyak 20 orang dengan presentase 66,6 % dan untuk data akhir (Endline) jumlah reponden kategori baik mengalami peningkatan yaitu berjumlah 14 orang dengan presentase 46,6 % begitu pula dengan kategori sedang dengan jumlah 14 prang dengan presentase 46,6% dan untuk lategori kurang mengalami penurunan dengan jumlah reponden sebanyak2 orang dengan presentase 6,6%. Sebaran responden mengenai kebiasaan sarapan dan pengetahuan gizi dapat diihat pada Tabel 3

Tabel 3 Kebiasaan sarapan dan pengetahuan gizi

Pengetahuan dan Kebiasaan Sarapan
Baseline
Endline
n
%
n
%
Besaran uang saku anak (Rp)




   Baik
0
0
14
46.67
   Sedang
10
33.33
14
46.67
   Kurang
20
66.67
2
6.67
Jumlah
30
100
30
100
Rata-rata + SD
10+10

10+6.93




Kontribusi asupan zat gizi didapatkan dari jajan anak sekolah melalui data awal dan akhir penyuluhan. Kontribusi asupan zat gizi yang dihitung terdiri dari asupan zat gizi energi, protein, kalsium, fosfor, besi, vitamin C dan vitamin A yang dihitungnya kontribusinya sebesar <15% dan ≥15% .Berdasarkan data awal (baseline)kontribusi energi sebesar <15% sebanyak 9 orang sedangkan ≥15% sebanyak 15 orang . Kontribusi protein sebesar <15% sebanyak 20 orang sedangkan ≥15% sebanyak 4 orang.Kontribus kalsium <15% sebanyak 15 orang sedangkan ≥15% sebanyak 9 orang.Kontribusi fosfor <15% sebanyak 24 orang sedangkan ≥15% tidak ada.Kontribusi besi <15% sebanyak 12 orang sedangkan ≥15% 12 orang. Kontribusi Vitamin A <15% sebanyak 24 sedangkan ≥15% tidak ada. Kontribusi Vitamin C <15% sebanyak 23 orang sedangkan ≥15% 1 orang.

Berdasarkan data akhir (endline) di dapatkan hasil kontribusi energi sebesar <15% sebanyak 18 orang sedangkan ≥15% sebanyak 10orang .Kontribusi protein sebesar <15% sebanyak 21 orang sedangkan ≥15% sebanyak 7 orang.Kontribusi kalsium <15% sebanyak 21 orang sedangkan ≥15% sebanyak 7 orang.Kontribusi fosfor <15% sebanyak 21 orang sedangkan ≥15% 7 orang.Kontribusi besi <15% sebanyak 20 orang sedangkan ≥15% 8 orang.Kontribusi Vitamin A<15% sebanyak 28 sedangkan ≥15% tidak ada. Kontribusi Vitamin C <15% sebanyak 23 orang sedangkan ≥15% 5 orang. Kontribusi zat gizi dari berbagai jajanan sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kontribusi zat gizi dari jajanan sekolah

Zat Gizi
Baseline
Endline
n
%
n
%
Energi




   <15%
9
37.5
18
64.29
   ≥15%
15
62.5
10
35.71
Total
24
100
28
100
Rata-rata + SD
12+4.24

14+5.7

Protein




   <15%
20
83.33
21
75
   ≥15%
4
16.67
7
25
Total
24
100
28
100
Rata-rata + SD
12+11.3

14+9.89

Kalsium




   <15%
15
62.5
21
75
   ≥15%
9
37.5
7
25
Total
24
100
28
100
Rata-rata + SD
12+4.24

14+9.89

Fosfor




   <15%
24
100
21
75
   ≥15%
0
0
7
25
Total
24
100
28
100
Rata-rata + SD
12+16.97

14+9.89

Besi




   <15%
12
50
20
71.43
   ≥15%
12
50
8
28.57
Total
24
100
28
100
Rata-rata + SD
12+0

14+8.48

Vitamin A




   <15%
24
100
28
100
   ≥15%
0
0
0
0
Total
24
100
28
100
Rata-rata + SD
12+16.97

14+19.79

Vitamin C




   <15%
23
95.83
23
82.14
   ≥15%
1
4.17
5
17.86
Total
24
100
28
100
Rata-rata + SD
12+15.55

14+12.73




Pengaruh Pengetahuan Gizi dan Kontribusi Asupan Gizi

Secara umum uji chi square yang dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan baseline dengan kontribusi asupan gizi baseline tidak menunjukkan adanya hubungan. Begitu juga juga hubungan pengetahuan endline dengan kontribusi asupan gizi endline tidak menunjukkan adanya hubungan. Hal ini merujuk pada nilai Pearson Chi Square semua asupan zat gizi yang tidak kurang dari 0.01.

Untuk data baseline, secara pengetahuan gizi tidak menunjukkan hubungan yang nyata dengan kontribusi asupan gizi. Hal ini dilihat dari hasil uji Chi Square pada analisis hubungan kontribusi energi dari jajanan pada pengetahuan gizi  yang menghasilkan nilai Pearson Chi Square lebih dari 0,01 yakni 0,535. Sedangkan di kontribusi protein menunjukkan nilai Pearson Chi Square sebesar 0,529 yang juga tidak menunjukkan perbedaan nyata karena nilai Pearson Chi Square yang dihasilkan tidak kurang dari 0,01. Hal yang sama dapat dilihat di zat gizi Kalsium, Fosfor, Kalsium, Besi, Vitamin A dan Vitamin C yang juga memiliki nilai Pearson Chi Square berturut-turut sebesar 0,294; 0.333; 0,269; 0,531; dan 0,055. Nilai Pearson Chi Square yang diujikan pada baseline menunjukkan tidak ada hubungan yang nyata antara pengetahuan gizi dan asupan pada energi dan zat gizi yang diuji yakni Kalsium, Fosfor, Kalsium, Besi, Vitamin A dan Vitamin C.

Secara umum hal yang sama terjadi juga untuk data endline. Pengetahuan gizi tidak menunjukkan hubungan yang nyata dengan asupan energi dan zat gizi dari jajanan. Dilihat dari hasil uji Chi Square pada analisis hubungan kontribusi energi dari jajanan pada pengetahuan gizi, menghasilkan nilai Pearson Chi Square lebih dari 0,01 yakni 0,09. Sedang di kontribusi protein menunjukkan nilai Pearson Chi Square sebesar 0,67 yang juga tidak menunjukkan perbedaan nyata karena nilai Pearson Chi Square yang dihasilkan tidak kurang dari 0,01. Hal yang sama dapat dilihat di zat gizi Kalsium, Fosfor, Kalsium, Besi, Vitamin, A dan Vitamin C yang juga memiliki nilai Pearson Chi Square berturut-turut sebesar 0,067; 0.052; 0,043; 0,03 dan 0,055.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa baik untuk pengetahuan baseline mengenai sarapan dengan kontribusi asupan gizi baseline  maupun untuk pengetahuan endline mengenai sarapan dengan kontribusi asupan gizi endline tidak menunjukkan adanya hubungan  (dilihat dari hasil nilai Chi square yang > 0,01). Mengingat hasil penelitian menunjukkan tingginya proporsi siswa siswi TPA yang juga termasuk anak usia sekolah dasar dengan tingkat pengetahuan yang kurang tentang sarapan, maka disarankan kepada pihak TPA  dan instansi terkait lainnya terutama civitas akademika yang bersangkutan diharapkan dapat memberikan materi tentang sarapan sehat dan kontribusi zat gizi untuk kesehatan secara berkelanjutan atau membina kantin yang sudah ada untuk menjual makanan jajanan yang bergizi seimbang dan aman dikonsumsi.







  
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008. Pentingnya sarapan atau makan pagi. Http://fbuzz.com [26 Desember 2012].

Hidayat M. 2009. Sarapan ditinjau dari sudut ilmu gizi. Majalah Ilmiah Maranatha. Vol 16: 53-58.

Khomsan A. 2004. Pangan dan gizi untuk kualitas hidup. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Muchtar M, Julia M, Gamayanti IL. 2011. Sarapan dan jajan berhubungan dengan kemampuan konsentrasi pada remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol 8: 28-35.

Nofitasari A, Anggorodi RA, Triyanti. 2009. Perilaku sarapan pagi dan kaitannya dengan prestasi belajar siswi sekolah menengah pertama di smpn 2 depok. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 3 No 2.

Swantari AP. 2011. Hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan status gizi pada anak sekolah dasar negeri di kelurahan trangsan kecamatan gatak kabupaten sukoharjo [Skripsi]. Surakarta: Program Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muahamadiyah Surakarta








Tidak ada komentar:

Posting Komentar