Sabtu, 10 November 2012

Music Like a Flower (blon fix)

Essay Prespektif Generasi Muda tehadap Budaya Sunda

Pemuda Era Globalisasi dalam Melestarikan Budaya Sunda 

Oleh : Anggar Pamungkas

Globalisasi mengacu pada keberagaman hubungan dan kesalingterkaitan antara negara dan masyarakat yang membentuk system dunia modern. Globalisasi dimana peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain. Dilihat dari segi kelancaran dan penghilangan sekat-sekat komunikasi, globalisasi memang tampil mencengangkan dan patut disambut dengan penuh antusias. Persoalan muncul ketika globalisasi dilihat dari sudut budaya. Persoalan globalisasi merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan pada masa kini. Globalisasi memberikan pengaruh perubahan-perubahan yang mengarah pada kemajuan dan tidak menutup kemungkinan pada kemunduran. Pengaruh globalisasi yang mengarah pada kemajuan merupakan kondisi yang perlu kita pertahankan, sedangkan pengaruh globalisasi yang dapat menyebabkan kemunduran terutama kemunduran nilai-nilai kemanusiaan harus kita waspadai dan perlu ditinggalkan. 

Kebudayaan merupakan elemen penting dalam nilai-nilai kemanusiaan, salah satu yang mencirikan manusia adalah budaya. Kelompok manusia yang memilik peran penting dalam memberikan gagasan dalam hal memajukan manusia itu sendiri adalah generasi muda. Generasi muda memberi pengaruh yang siginifikan dalam hal memajukan perekembangan manusia yang lebih baik secara aktif. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan sebagai dinamika kehidupan manusia akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan zaman, serta perkembangan proses pemikiran manusia. Salah satu kebudayaan di Indonesia adalah budaya Sunda. 

Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan . Pelestarian budaya Sunda pada masa kini dirasakan belum optimal hal ini dibuktikan dengan rasa bangga dan kepedulian melestarikan budaya kurang tertanam di generasi muda Indonesia saat ini. Sudah menjadi cerita lama bahwa pelajaran bahasa Sunda kurang penting bagi para siswa di Jawa Barat. Minat siswa dan generasi muda pada umumnya terus berkurang. Generasi muda pada saat ini cenderung terpengaruh budaya luar sebagai akibat efek globalisasi. Budaya luar yang menggeser nilai-nilai yang akan menyebabkan kekosongan pada jati diri manusia sebagai makhluk spesial di bumi. Bahkan dapat terjadi punahnya kebudayaan Sunda pada masa mendatang. Kepunahan ini bakal terjadi bila kebudayaan Sunda semakin kehilangan fungsinya di tengah masyarakat Sunda kontemporer. 

Kehilangan fungsi budaya ini ditunjukkan oleh sikap dan kenyataan bahwa generasi muda Sunda merasa sudah tidak perlu menerapkan budayanya sebagai nilai pada zaman modern ini. Hanya sedikit pemuda pada masa kini yang peduli akan budayanya sendiri. Transformasi budaya dari lingkungan sangat mempengaruhi pelestarian budaya. 

Pada masyarakat tertentu yang masih menjunjung tinggi nilai budaya terutama budaya Sunda masih terbatas. Salah satu kelompok masyarakat yang masih melestarikan kebudayaan sunda adalah pemuda yang berada di Kasepuhan Sinaresmi, Sukabumi. Lingkungan dalam arti keluarga membuat pemuda-pemuda di disana tetap untuk menjaga budayanya. sebagai contoh banyak pemuda-pemuda disana yang masih erat sekali dengan budaya sunda misalnya dalam hal berperilaku dan berbahasa, kesenian-kesenian pun tetap mereka pertahankan eksistensinya.

 Mereka tetap bangga dan tidak malu bila dibandingkan dengan pemuda lainnya yang lebih memilih untuk hidup mengikuti perkembangan zaman dan terpengaruh era globalisasi. Selain itu ada pelajaran satu lagi yang dapat kita ambil dan dapat diterapkan, yaitu rasa cinta terhadap hasil panen seperti beras. Dalam masyarakat Kasepuhan Sinaresmi menghormati yang namanya beras atau padi itu sangat dijunjung tinggi, dimulai dari menanam diadakan semacam upacara adat dan bahkan pada saat panen diadakan acara besar-besaran yang disebut sebagai Seren Taun. Hal itu semua dilakukan untuk mensyukuri rezeki yang telah diberikan oleh maha yang kuasa. 

Tidak hanya disitu disana banyak pearturan-peraturan yang arif untuk melarang setiap orang untuk menyisakan atau menyia-nyiakan nasi.oleh karena itu sangat dilarang untuk tidak menghabiskan makanan yang telah diambil dan menyisahkan nasi walaupun hanya sebutir nasi. Implementasi dari semua iru bisa diterapkan pada dunia moderen untuk menciptakan ketahanan pangan. Dalam kasus seperti ini pengenalan budaya sejak dini sangat penting. Orangtua memiliki otoritas dalam hal menanamkan nilai-nilai budaya kepada anaknya. 

Kita sebagai pemuda yang lahir di tanah Sunda yang mampu mengerakan peradaban sudah selayaknya untuk dapat melestarikan budaya kita. melestarikan budaya berarti melestarikan harga diri bangsa .Tapi sebagai syarat, kita harus terlebih dahulu mengenal dan mengetahui kebudayaan Sunda tersebut, jangan sampai niat untuk melestarikan budaya tetapi kita tidak mengetahui sama sekali dengan apa yang ingin dilestariakan, oleh karena itu pentingnya pemberian pengetahuan mengenai kebudayaan Sunda melalui peningkatan kurikulum pendidikan disekolah untuk memberi pengetahuan budaya sunda serta peran media baik elektronik maupun cetak untuk dapat menyebarluaskan mengenai budaya-budaya yang kita miliki terutama budaya sunda.hal ini juga dapat menginadari diklaimnya budaya kita oleh negara lain. Kita dapat melestarikan budaya kita ini dengan berbagai cara, seperti dengan menghargai dan menggunakan karya dalam negri dalam hal ini yaitu budaya Sunda dan hasil karyanya.

  Dari pelestarian itu, maka generasi berikutnya bisa belajar banyak khazanah seni dan budaya Sunda. Kemudian dengan terus melestarikan dan menjaga budaya ini jangan sampai dijiplak oleh negara lain. Langkah-langkah kongkrit yang bisa dilakukan oleh pemuda Sunda adalah membuat bahasa Sunda bukan hanya sekedar bahasa pergaulan sehari-hari, tapi juga dapat dipakai dalam bidang keilmuan, agar ke depannya para generasi muda dapat turut memberikan apresiasi untuk kebudayaan Sunda. Selian itu pemuda juga tidak dapat dilepaskan dengan yang namanya musik, seni musik dapat dimanfaatkan oleh generasi muda untuk melestarikan kebudayaan sunda denga cara mempopulerkan kembali alat-alat musik Sunda kepada telinga pendengar musik moderen dengan cara menggabungkan konsep moderen dengan memberikan sentuhan musik Sunda. Selain itu juga dapat dilakukan dengan menggelar berbagai perlombaan mengenai kebudayaan Sunda. Pemberian apresiasi terhadap pelaku budaya Sunda juga dapat memotivasi untuk generasi muda selanjutnya untuk tetap melestarikan budaya Sunda. 

Organisasi-organisasi pemuda yang bertemakan pelestarian budaya terutama budaya Sunda juga memberikan pengaruh yang besar terhadap eksistensinya budaya Sunda lalu memperkenalkan kesenian kebudayaan kepada masyarakat agar para generasi muda dapat mempertahankan seni budaya sunda yang ada di Jawa Barat agar senantiasa sebagai ajang promosi. 

Kebudayaan tidak hanya sebatas dalam seni dan bahasa tetapi moral, pola perilaku dan adat istiadat. Aspek-aspek yang terdapat dalam budaya Sunda dapat mampu memberikan pertambahan nilai-nilai kemanusiaan yang lebih bermakna. Berikut merupakan beberapa contoh budaya sunda yang perlu kita kenali, Kebudayaan Sunda merupakan Kebudayaan yang amat sangat kaya. Berbagai macam kebudayaannya bahkan sudah terkenal di segala penjuru Indonesia. Sebut saja Tari Merak, Tari Topeng atau lagu Es Lilin. Belum lagi kesenian lainnya seperti wayang golek atau alat musik angklung yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia diluar suku Sunda. 

Tidak boleh dilupakan juga makanan - makanan khas Sunda yang telah menyebar hampir ke seluruh pelosok Indonesia, sebut saja masakan Sunda seperti lalapan, ayam goreng, sambal terasi, plecing kangkung, ulukeutuk leunca yang dapat kita temukan hampir di setiap daerah di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa Kebudayaan Sunda merupakan kebudayaan yang sangat kaya dengan potensi yang dapat diturunkan secara turun temurun dari waktu ke waktu. Masyarakat sunda memiliki berbagai macam budaya yang telah membaur dalam masyarakat sunda sehari-hari, salah satunya dalam pola perilaku konsumsi pangan yaitu banayak diantara mereka yang menkonsumsi Lalap. Dalam budaya dan kehidupan masyarakat Sunda, lalap sudah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan sejak dahulu. Kalau dahulu lalab memiliki arti tersendiri dalam kehidupan tradisi di pedesaan, sekarang sudah merupakan bagian dari lingkungan kehidupan modern masyarakat kota. Lalap yang terdiri dari daun, pucuk, buah muda atau biji tanaman segar, sudah merupakan bagian dari program WHO “back to nature” atau makanan kaya serat, mineral dan vitamin untuk kesehatan dan kebugaran. Secara umum masyarakat sunda yang menjunjung budaya sunda memilki karakter yang berbeda dengan yang lainnya. 

Masyarakat dengan kebudayaan sunda memiliki karakter yang ramah atau lebih dikenal dengan istilah someah, periang, murah senyum, lemah lembut dan yang paling penting adalah hormat kepada yang lebih tua yang dibuktikan dengan bagaimana menggunakan bahasa ketika sedang berhadapan dengan yang sesama dan bagaimana berhadapan dengan orang yang lebih tua yang menggunkan bahasa yang lebih halus. Menghormati orang tua merupakan salah satu nilai-nilai luhur yang dimiliki budaya sunda melalaui penggunaan bahasa. 

Namun, pada masa kini sesama orang sunda jarang menggunakan bahasa daerahnya. Itulah beberapa kegelisahan yang dirasakan oleh budaya kita bangsa Indonesia umumnya dan suku Sunda khususnya. 

Jika melihat ajaran yang ditanamkan dalam budaya sunda pasti sangat arif karena selalu mengajarkan hal yang baik, jadi budaya sunda sudah sepatutnya dilestarikan karena memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang dapat menangkal pengaruh globalisasi yang semakin menggerus niai-nilai budaya, kebudayaan juga sangat penting sebagai khasanah dan menjadi kekayaaan yang dimiliki Indonesia. Membangun karakter dan jati diri bangsa bisa dilakukan melalui seni dan budaya. 

Dan oleh sebab itu, sudah menjadi tugas setiap individu untuk mengenalkan budaya bangsa pada generasi penerus berikutnya. Ramainya berbagai macam ajang pameran atau festival kesenian yang dilakukan Seniman dan Budayawan di Tanah Air, semakin membuktikan jika bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan berbudaya 

Pelestarian budaya memiliki urgensi yang cukup signifikan bagi kelangsungan hidup sebuah bangsa. melestarikan budaya berarti melestarikan semangat juang bangsa. Solusi untuk menjaga kelestarian budaya sunda di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari adalah dengan selalu membiasakan diri melakukan sesuatu berdasarkan adat yang biasa terjadi, dan biasakanlah untuk memperkenalkan budaya sunda kepada anak cucu agar budaya ini tidak hilang dimakan oleh jaman yang semakin memasuki era globalisasi dan lebih parahnya lagi pengklaiman budaya kita oleh negara lain .

Selasa, 30 Oktober 2012

Diet dan Latihan Henry Cavill Demi Mendapatkan Tubuh 'Superman'

Berbekal wajah tampan dan tubuh ideal menjadikan aktor asal Inggris, Henry Cavill, terpilih sebagai pemeran utama dalam film Superman terbaru, ‘Man of Steel’. Film yang menurut rencana akan dirilis pada 2013 ini semakin memantapkan nama Henry Cavill di jajaran aktor dengan tubuh terseksi di dunia. Berperan sebagai manusia baja menuntut Henry untuk berlatih keras membentuk tubuhnya. Aktor yang juga berperan sebagai Theseus dalam film Immortal ini, dilatih di bawah arahan seorang aktor mandarin sekaligus personal trainer ternama, Roger Yuan. Henry ditempa selama 6 bulan dalam latihan yang intens sebelum syuting ‘Man of Steel’ dimulai.
Circuit Training ala Henry Cavill Roger Yuan memberi Henry Cavill menu latihan beragam, di antaranya circuit training dan martial arts. Circuit training merupakan rangkaian latihan yang didesain secara berurutan dengan menggabungkan latihan beban dan kardio dalam satu rangkaian . Metode circuit training yang dilakukan Henry Cavill yaitu, Pull ups sebanyak mungkin selama 30 detik Sprints 30 detik Push ups sebanyak mungkin selama 30 detik Istirahat 30-60 detik (diulangi 4-6 kali). Dilanjutkan dengan: Deadlifts, dengan beban 60 kg 8-10 repetisi Box Jumps 30 detik Floor wipes dengan beban 60 kg Clean and press (beban 16 kg) ak hanya melakukan circuit training, di lokasi syuting pun Henry Cavill kerap melatih tubuhnya. Latihan yang dilakukan antara lain, burpee, cable chest press, dips, back squat, dan martial arts. Semua latihan ini dilakukan untuk meningkatkan massa otot dan pembakaran kalori tubuhnya. Pola Makan Henry Cavill Tak hanya melahap menu latihan, memerankan tokoh Superman dalam ‘Man of Steel’ membuat Henry merasa tertantang untuk mengatur pola dietnya. Untuk memaksimalkan perkembangan ototnya, Henry diwajibkan makan lebih sering dalam porsi kecil, dengan 3 kali makan utama dan 2-3 kali snack. Makanan yang dikonsumsi Henry harus berprotein tinggi dan rendah karbohidrat.
Makan lebih sering dalam porsi kecil membantunya mengontrol berapa banyak protein dan karbohidrat yang seharusnya ia konsumsi tiap hari. Oatmeal dan gandum menjadi sumber karbohidrat utama Henry Cavill, sedangkan untuk mencukupi kebutuhan proteinnya, ia mengkonsumsi, telur, dada ayam, daging tanpa lemak, dan protein shakes. Henry juga menambahkan kacang-kacangan, buah dan sayuran sebagai snack harian di sela waktu makan. Nah, jika sewaktu kecil dulu Anda hanya memiliki kostum Superman. Kini, tiba saatnya Anda memiliki tubuh Superman dengan pola latihan dan diet ala Henry Cavill! Sumber : https://keepo.me/fitness-world-whate...tubuh-superman

Sabtu, 27 Oktober 2012

FAKTA GIZI on Gizi Masyarakat Buletin n News (Gmbullz) Oktober

1. Pepaya adalah jenis buah yang paling menyehatkan diantara sekian buah yang pernah diteliti , kemudian disusul oleh, stroberi, dan jeruk Jantung berdetak lebih dari 100.000 kali per hari. 2. Memotong makanan dalam ukuran terkecil dapat bermanfaat untuk yang menjalankan diet penurunan berat badan 3. Poni samping yang hampir atau menutupi bagian mata dapat mengaburkan pandangan, yang menyebabkan ambliopia (penyakit saraf mata) 4. Tulang iga kita bergerak sekitar 5 juta kali setahn, tiap kita bernapas!! 5. Adolf Hitler adalah seorang vegetarian 6. Madu adalah satu-satunya makanan yang tidak bisa basi. 7. Coca-Cola kalau tidak pakai pewarna warnanya jadi hijau. 8. Alergi terhadap makanan/minuman yang paling banyak diderita orang adalah alergi terhadap susu sapi. 9. Kita dilahirkan dengan 300 tulang, tapi ketika dewasa tinggal 206. 10.Tidak mungkin bersin dengan mata terbuka

Sabtu, 01 September 2012

Gizi Masyarakat IPB for (Energy 47)

Kalo ini vidio buat pembukakaan MPD Gizi IPB 47 gan... ampe nangis2 buatnya gara file nya kena virus trus buat ulang lagi kurang dari 12 jam sebelum acara hasilnya agak kacau di bagian belakang,,,,cekidott gannnn..

Video Pembukaan Lokakarya KKP IPB 2012 Banjarnegara


Ane bikin video pembukaan Lokakarya Hasil Kuliah Kerja Profesi IPB 2012..mendadak abis teraweh ane bikin...ni gan..

Senin, 09 April 2012

PENGUKURAN KADAR INDEKS GLIKEMIK PANGAN

PENDAHULUAN
Latar Belakang


Dewasa ini, terdapat beberapa penyakit yang berkaitan dengan kadar glukosa darah dalam tubuh manusia contohnya saja penyakit Diabetes Mellitus (DM). Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, penyandang DM (diabetasi) di Indonesia mencapai 14 juta prang (Depkes RI 2005). Penyandang DM harus ditangani dengan tepat terutama untuk dietnya. Pembatasan konsumsi makanan yang dapat meningkatkan kadar glukosa tubuh sangat penting dilakukan untuk penyandang DM.

Diet yang ketat seringkali dilakukan oleh penyandang DM untuk mengendalikan kadar glukosa darah, yaitu dengan mengurangi bahkan menghindari untuk tidak mengonsumsi nasi karena beras bersifat hiperglikemik dan menggantinya dengan pangan umbi-umbian. Padahal beras memiliko kisaran Indeks Glikemik (IG) yang sangat luas, dari IG rendah sampai tinggi (Foster-Powell et al. 2002 dalam widowati S, dkk 2009).
Indeks Glikemik (IG) pangan merupakan tingkatan pangan menurut efeknya terhadap kadar gula darah (Rimbawan dan Siagian 2004). IG dapat mempermudah kita dalam pemilihan diet ataupun makanan yang tepat untuk dikonsumsi oleh penyandang DM. Bagi penyandang DM dianjurkan untuk tidak mengonsumsi pangan dengan IG tinggi (dapat menaikkan kadar gula darah dengan cepat), tetapi mengonsumsi pangan dengan IG rendah (menaikkan kadar gula darah dengan lambat) supaya kadar gula darah dalam tubuh tidak tinggi.

Indeks Glikemik pada pangan berbeda-beda setiap jenisnya. Bahkan bisa saja jenis pangan tersebut sama, tetapi memiliki IG yang berbeda. Contohnya saja beras, secara umum IG beras ditentukan oleh varietas dan bisa pula dipengaruhi oleh proses pengolahan (Nugraha 2008).
Pengentahuan mengenai IG sangat penting di kalangan mahasiswa terutama mahasiswa gizi yang biasanya akan berhubungan dengan pangan dan diet. Oleh karena itu praktikum mengenai pengukuran IG pangan sangatlah penting dilakukan

Tujuan

Praktikum pengukuran IG pangan dan pengolahan data IG pangan bertujuan untuk mengukur IG dari beberapa jenis bahan pangan yang diujikan dan selanjutnya mahasiswa mengetahui dan dapat mengolah data hasil pengukuran IG pangan yang diujikan.

TINJAUAN PUSTAKA
Kadar Glukosa Darah

Kadar glukosa darah normal menurut Sardesai (2003) berkisar antara 55-140 mg/dl. Kadar glukosa darah minimum sebesar 40-60 mg/dL yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi susunan saraf pusat sebagai sumber energi utama. Kadar gula darah normal pada saat puasa (nuchter) yaitu 80-110 mg/dl dan setelah makan yaitu 110-160 gr/dl (Depkes RI 2003).

Hormon yang berperan meningkatkan kadar glukosa darah adalah hormon adrenalin. Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan pancreas. Sedangkan hormone yang berperan dalam menurunkan kadar glukoa darah adalah hormon insulin. Hormone insulin yang dihasilkan akan sebanding dengan jumlah glukosa yang terkandung di dalam darah. Hormon insulin dihasilkan oleh kelenjar lengerhans pada pancreas (Wardlaw 1999). 

Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kenaikan glukosa darah setelah makan. Daya cerna pati, interaksi antara pati dan protein, jumlah dan jenis lemak, gula, dan serat, kehadiran komponen lain terutama yang mengikat pati, dan bentuk dari makanan tersebut, adalah beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kenaikan gula darah (El 1999).

Indeks Glikemik

Indeks glikemik merupakan tingkatan pangan menurut efeknya (immediate effect) terhadap kadar gula darah. Pangan yang menaikkan gula darah dengan cepat, memiliki indek glikemik tinggi, sebaliknya yang dapat menaikkan gula darah lambat, memiliki indeks glikemik rendah. Indeks glikemik glukosa murni sebagai pembandingnya (IG glukosa murni adalah 100). (Rimbawan dan Siagian 2004)

Indeks glikemik juga dapat didefinisikan sebagai rasio antara luas kurva respon glukosa makanan yang mengandung karbohidrat total setara dengan 50 gram gula terhadap luas kurva respon glukosa setelah makan 50 gram glukosa, pada hari yang berbeda dan pada orang yang sama. Kedua tes tersebut dilakukan pada pagi hari setelah puasa 10 jam dan penentuan kadar gula ditentukan selama dua jam. Dalam hal ini, glukosa atau roti tawar sebagai standar (nilai 100) dan nilai makanan yang diuji merupakan persen terhadap standar tersebut (Truswell 1992). 

 Indeks Glikemik Pangan
Indeks glikemik pangan menggambarkan seberapa cepat dan tinggi kenaikan kadar gula darah setelah mengkonsumsi bahan pangan tertentu. Efeknya juga dapat menggambarkan kecepatan respon tubuh manusia untuk mengembalikan kadar gula daarh menjadi normal (whitney et .al 1990). Salah satu jenis pangan yang memiliki indeks glikemik sedang sampai tinggi adalah beras, yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Kisaran indeks glikemiknya menurut Miller et. (1992) yaitu 66-93. Berikut tabel nilai indeks glikemik berbagai jenis bahan pangan dengan glukosa sebagai standar.

Tabel 1. Nilai indeks glikemik berbagai jenis bahan pangan dengan glukosa sebagai standar.
Bahan Pangan Indeks Glikemik
Nasi Sorgum 41
Beras 80
Beras Basmati 58
Singkong 78
Sukun 90
Pisang 92
Kimpul 95
Gembili 90
Ubi Jalar 179
Ganyong 95
Anonim 2006

Sementara itu, untuk nilai IG crackers kentang yaitu potato crisp sebesar 77 ± 4 dan nilai IG biskuit yaitu wheat biscuit sebesar 96 ± 4 (Foster-Powel 2002).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik
Berbagai faktor dapat menyebabkan Indeks Glikemik rendah membantu orang untuk mengendalikan rasa lapar, selera makan dan kadar gula darah (Rimbawan dan Siagian 2004). Berbagai faktor dapat menyebabkan IG pangan yang satu berbeda dengan pangan yang lainnya. Bahkan pangan dengan jenis yang sama apabila diolah dengan cara berbeda dapat memiliki IG yang berbeda, kerana pengolahan dapat menyebabkan perubahan struktur dan komposisi kima pangan. Varietas tanaman yang berbeda juga menyebabkan perbedaan pada IG. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi IG pangan, yaitu proses pengolahan, seperti proses penggilingan pada pangan menyebabkan struktur pangan menjadi halus sehingga pangan tersebut mudah dicerna dan diserap. Pangan yang mudah dicerna dan diserap menaikkan kadar gula darah dengan cepat.

Faktor lain pada pangan yang memiliki kadar amilosa dan amilopektin berbeda menunjukkan bahwa kadar glukosa darah dan respon insulin lebih rendah setelah mengkonsumsi pangan berkadar amilosa tinggi daripada pangan berkadar amilopektin tinggi. Sebaliknya bila kadar amilopektin pangan lebih tinggi daripada amilosa, respon gula darah lebih tinggi (Rimbawan dan Siagian 2004). Selain itu serat kasar dapat mempertebal kerapatan atau ketebalan campuran makanan dalam saluran pencernaan. Hal ini memperlambat lewatnya makanan pada saluran pencernaan dan menghambat pergerakan enzim. Dengan demikian proses pencernaan menjadi lambat dan akhirnya respon gula darah menjadi lebih rendah.
Perhitungan Indeks Glikemik

Perhitungan indeks glikemik dilakukan dengan menggunakan pangan acuan dan pangan standar, dimana membandingkan luasan kurva kadar gula darah terhadap waktu sampel dengan standar yaitu glukosa. Glukosa digunakan sebagai standar karena glukosa merupakan karbohidrat yang diserap oleh tubuh. Jumlah glukosa yang harus dikonsumsi yaitu 50 gram. Terlebih dahulu panelis dipuasakan sebelum diambil darahnya bertujuan untuk membiarkan kadar gula darah normal kembali sehingga pada saat menganalisis tidak ada pengaruh dari karbohidrat lainnya (Marsono 2002).

Prosedur penelitian penentuan kadar Indeks Glikemik pangan dilakukan dengan prosedur baku. Selama pengukuran IG subjek tidak dalam keadaan aktivitas berat, atau berada dalam keadaan santai. Kurva polynomial respon glikemik pangan uji ditentukan dengan pendekatan Microsoft Excel. Model polynomial yang memiliki nilai R2 yang paling tinggi (Rimbawan 2004).

Menurut Monro (2005) masih belum ada kesepakatan tentang metode terbaik untuk menghitung luas di bawah kurva respon glukosa darah (AUC). Sejumlah metode yang berbeda telah digunakan untuk menentukan AUC, tetapi FAO/WHO (1998) menyatakan bahwa metode yang paling sering digunakan melibatkan perhitungan geometris dengan menerapkan aturan trapesium (trapezoid) (FAO/WHO 1998; Monro 2005 dalam Gibson 2010). Sebelum menstandarisasi metodologi yang disajikan dalam FAO/WHO Expert Consultation Report on Carbohydrates in Human Nutrition (1998), kelompok yang berbeda menggunakan teknik yang berbeda untuk menghitung daerah di bawah kurva respon glukosa. Untuk menghindari masalah ini banyak tabel internasional yang telah menyediakan faktor konversi atau menunjukkan perbedaan metode yang digunakan (Forst & Dornhurst 2000 dalam Gibson 2010).

Kadar Glukosa Darah
Kadar glukosa darah normal menurut Sardesai (2003) berkisar antara 55-140 mg/dl. Kadar glukosa darah minimum sebesar 40-60 mg/dL yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi susunan saraf pusat sebagai sumber energi utama. Kadar gula darah normal pada saat puasa (nuchter) yaitu 80-110 mg/dl dan setelah makan yaitu 110-160 gr/dl (Depkes RI 2003).
Hormon yang berperan meningkatkan kadar glukosa darah adalah hormon adrenalin. Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan pancreas. Sedangkan hormone yang berperan dalam menurunkan kadar glukoa darah adalah hormon insulin. Hormone insulin yang dihasilkan akan sebanding dengan jumlah glukosa yang terkandung di dalam darah. Hormon insulin dihasilkan oleh kelenjar lengerhans pada pancreas (Wardlaw 1999). Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kenaikan glukosa darah setelah makan. Daya cerna pati, interaksi antara pati dan protein, jumlah dan jenis lemak, gula, dan serat, kehadiran komponen lain terutama yang mengikat pati, dan bentuk dari makanan tersebut, adalah beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kenaikan gula darah (El 1999).

Indeks Glikemik
Indeks glikemik merupakan tingkatan pangan menurut efeknya (immediate effect) terhadap kadar gula darah. Pangan yang menaikkan gula darah dengan cepat, memiliki indek glikemik tinggi, sebaliknya yang dapat menaikkan gula darah lambat, memiliki indeks glikemik rendah. Indeks glikemik glukosa murni sebagai pembandingnya (IG glukosa murni adalah 100). (Rimbawan dan Siagian 2004)
Indeks glikemik juga dapat didefinisikan sebagai rasio antara luas kurva respon glukosa makanan yang mengandung karbohidrat total setara dengan 50 gram gula terhadap luas kurva respon glukosa setelah makan 50 gram glukosa, pada hari yang berbeda dan pada orang yang sama. Kedua tes tersebut dilakukan pada pagi hari setelah puasa 10 jam dan penentuan kadar gula ditentukan selama dua jam. Dalam hal ini, glukosa atau roti tawar sebagai standar (nilai 100) dan nilai makanan yang diuji merupakan persen terhadap standar tersebut (Truswell 1992). Menurut Foster-Powell et al (2002), bahan pangan dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai IG-nya sebagai berikut : (a) bahan pangan dengan nilai IG rendah (<55 data-blogger-escaped-b="b" data-blogger-escaped-bahan="bahan" data-blogger-escaped-c="c" data-blogger-escaped-dan="dan" data-blogger-escaped-dengan="dengan" data-blogger-escaped-dengna="dengna" data-blogger-escaped-ig="ig" data-blogger-escaped-nilai="nilai" data-blogger-escaped-pangan="pangan" data-blogger-escaped-seadng="seadng" data-blogger-escaped-tinggi="tinggi">70).
Indeks Glikemik Pangan

Indeks glikemik pangan menggambarkan seberapa cepat dan tinggi kenaikan kadar gula darah setelah mengkonsumsi bahan pangan tertentu. Efeknya juga dapat menggambarkan kecepatan respon tubuh manusia untuk mengembalikan kadar gula daarh menjadi normal (whitney et .al 1990). Salah satu jenis pangan yang memiliki indeks glikemik sedang sampai tinggi adalah beras, yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Kisaran indeks glikemiknya menurut Miller et. (1992) yaitu 66-93. Berikut tabel nilai indeks glikemik berbagai jenis bahan pangan dengan glukosa sebagai standar.

Tabel 1. Nilai indeks glikemik berbagai jenis bahan pangan dengan glukosa sebagai standar.
Bahan Pangan Indeks Glikemik
Nasi Sorgum 41
Beras 80
Beras Basmati 58
Singkong 78
Sukun 90
Pisang 92
Kimpul 95
Gembili 90
Ubi Jalar 179
Ganyong 95
Anonim 2006

Sementara itu, untuk nilai IG crackers kentang yaitu potato crisp sebesar 77 ± 4 dan nilai IG biskuit yaitu wheat biscuit sebesar 96 ± 4 (Foster-Powel 2002).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik
Berbagai faktor dapat menyebabkan Indeks Glikemik rendah membantu orang untuk mengendalikan rasa lapar, selera makan dan kadar gula darah (Rimbawan dan Siagian 2004). Berbagai faktor dapat menyebabkan IG pangan yang satu berbeda dengan pangan yang lainnya. Bahkan pangan dengan jenis yang sama apabila diolah dengan cara berbeda dapat memiliki IG yang berbeda, kerana pengolahan dapat menyebabkan perubahan struktur dan komposisi kima pangan. Varietas tanaman yang berbeda juga menyebabkan perbedaan pada IG. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi IG pangan, yaitu proses pengolahan, seperti proses penggilingan pada pangan menyebabkan struktur pangan menjadi halus sehingga pangan tersebut mudah dicerna dan diserap. Pangan yang mudah dicerna dan diserap menaikkan kadar gula darah dengan cepat.

Faktor lain pada pangan yang memiliki kadar amilosa dan amilopektin berbeda menunjukkan bahwa kadar glukosa darah dan respon insulin lebih rendah setelah mengkonsumsi pangan berkadar amilosa tinggi daripada pangan berkadar amilopektin tinggi. Sebaliknya bila kadar amilopektin pangan lebih tinggi daripada amilosa, respon gula darah lebih tinggi (Rimbawan dan Siagian 2004). Selain itu serat kasar dapat mempertebal kerapatan atau ketebalan campuran makanan dalam saluran pencernaan. Hal ini memperlambat lewatnya makanan pada saluran pencernaan dan menghambat pergerakan enzim. Dengan demikian proses pencernaan menjadi lambat dan akhirnya respon gula darah menjadi lebih rendah.

Perhitungan Indeks Glikemik
Perhitungan indeks glikemik dilakukan dengan menggunakan pangan acuan dan pangan standar, dimana membandingkan luasan kurva kadar gula darah terhadap waktu sampel dengan standar yaitu glukosa. Glukosa digunakan sebagai standar karena glukosa merupakan karbohidrat yang diserap oleh tubuh. Jumlah glukosa yang harus dikonsumsi yaitu 50 gram. Terlebih dahulu panelis dipuasakan sebelum diambil darahnya bertujuan untuk membiarkan kadar gula darah normal kembali sehingga pada saat menganalisis tidak ada pengaruh dari karbohidrat lainnya (Marsono 2002).

Prosedur penelitian penentuan kadar Indeks Glikemik pangan dilakukan dengan prosedur baku. Selama pengukuran IG subjek tidak dalam keadaan aktivitas berat, atau berada dalam keadaan santai. Kurva polynomial respon glikemik pangan uji ditentukan dengan pendekatan Microsoft Excel. Model polynomial yang memiliki nilai R2 yang paling tinggi (Rimbawan 2004).

Menurut Monro (2005) masih belum ada kesepakatan tentang metode terbaik untuk menghitung luas di bawah kurva respon glukosa darah (AUC). Sejumlah metode yang berbeda telah digunakan untuk menentukan AUC, tetapi FAO/WHO (1998) menyatakan bahwa metode yang paling sering digunakan melibatkan perhitungan geometris dengan menerapkan aturan trapesium (trapezoid) (FAO/WHO 1998; Monro 2005 dalam Gibson 2010). Sebelum menstandarisasi metodologi yang disajikan dalam FAO/WHO Expert Consultation Report on Carbohydrates in Human Nutrition (1998), kelompok yang berbeda menggunakan teknik yang berbeda untuk menghitung daerah di bawah kurva respon glukosa. Untuk menghindari masalah ini banyak tabel internasional yang telah menyediakan faktor konversi atau menunjukkan perbedaan metode yang digunakan (Forst & Dornhurst 2000 dalam Gibson 2010)
 
HASIL DAN PEMBAHASAN

Indeks glikemik merupakan tingkatan pangan menurut efeknya (immediate effect) terhadap kadar gula darah (Rimbawan dan Siagian 2004). Indeks glikemik juga dapat didefinisikan sebagai rasio antara luas kurva respon glukosa makanan yang mengandung karbohidrat total setara dengan 50 gram gula terhadap luas kurva respon glukosa setelah makan 50 gram glukosa, pada hari yang berbeda dan pada orang yang sama (Truswell 1992).

Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran indeks glikemik terhadap tiga sampel produk pangan berbahan dasar singkong, kentang, dan tepung terigu. Setiap porsi penyajian sampel produk pangan yang akan ditentukan IG-nya mengandung 50 g karbohidrat. Sampel produk pangan tersebut antara lain keripik singkong, crackers kentang, dan biscuit sebagai pangan uji. Sebagai standar, responden diberikan 50 gram glukosa murni (IG glukosa murni adalah 100). Responden untuk praktikum ini berjumlah delapan orang terdiri atas tiga orang laki-laki dan lima orang perempuan. Delapan responden tersebut dalam keadaan sehat. Ketiga sampel produk pangan diberikan kepada, responden setelah menjalani puasa penuh (kecuali air) selama kurang lebih 10 jam (sekitar pukul 23.00 sampai pukul 10.00 keesokan harinya). Perlakuan puasa ini bertujuan untuk membiarkan kadar gula darah normal kembali sehingga pada saat menganalisis tidak ada pengaruh dari karbohidrat lainnya (Marsono 2002).

Sebelum konsumsi sampel, responden diambil contoh darahnya sebanyak 50 μL sampel darah dari ujung jari (finger-prick capillary blood samples method) dan diukur kadar glukosanya. Hasilnya dinyatakan sebagai kadar glukosa darah puasa (kadar glukosa menit ke-0). Masing-masing dua responden mengonsumsi satu jenis pangan yang sama. Pangan standar (glukosa murni) dan pangan uji dikonsumsi responden dalam waktu maksimal 10 menit. Setelah konsumsi produk, sebanyak 50 μL sampel darah diambil kembali dari ujung jari setiap 30 menit untuk diukur kadar glukosanya (pengukuran kadar glukosa menit ke-30, 60, 90, dan 120). Selama pengukuran ini, semua responden dalam keadaan duduk santai (aktivitas ringan). Hasil pengukuran kadar glukosa darah dari delapan responden terhadap pangan uji dan pangan standar dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1 Kadar glukosa darah responden terhadap pangan uji dan pangan standar
Responden Pangan Kadar Glukosa Darah Menit ke- (mg/dL)
0 15 30 45 60 90 120
Responden 1 Keripik Singkong 1 89 109 119 127 106 98 97
Responden 2 Keripik Singkong 2 77 108 121 111 106 116 105
Responden 3 Biskuit 1 80 105 119 129 117 102 112
Responden 4 Biskuit 2 88 99 129 124 124 125 110
Responden 5 Glukosa Murni 1 73 99 144 133 117 87 96
Responden 6 Glukosa Murni 2 82 105 123 120 110 124 99
Responden 7 Crackers Kentang 1 74 73 83 102 123 124 100
Responden 8 Crackers Kentang 2 91 86 87 85 100 120 111

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa kadar glukosa darah puasa (kadar glukosa menit ke-0) dari delapan responden sebagian besar tergolong normal yaitu sekitar 80-110 mg/dl (Depkes RI 2003). Terdapat tiga responden yang memiliki kadar glukosa darah puasa di bawah normal yaitu responden 2, 5, dan 7.

Sementara kadar glukosa darah delapan responden setelah mengonsumsi sampel pangan uji dan pangan standar terlihat mengalami kenaikan berbeda-beda yang fluktuatif. Perbedaan ini berdasarkan literature diduga disebabkan karena perbedaan daya cerna pati dan interaksi antara pati dan protein dari metabolisme tubuh masing-masing responden. Selain itu, jumlah dan jenis lemak, gula, dan serat, kehadiran komponen lain terutama yang mengikat pati, serta bentuk dari makanan yang dikonsumsi masing-masing rsponden diduga turut mempengaruhi (EI 1999). Selain itu, selama pengambilan sampel darah terdapat beberapa responden yang sesekali tidak selalu dalam keadaan duduk (aktivitas ringan). Hal ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi data hasil pengukuran kadar glukosa darah.

Setelah didapat hasil kadar glukosa darah dari delapan responden terhadap pangan uji dan pangan standar, dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan indeks glikemik dari pangan uji. Perhitungan skor indeks glikemik pangan dilakukan dengan tiga macam cara yaitu perhitungan polynomial, luas bangun, dan metode trapezoid. Ketiga metode ini menggunakan program Microsoft Excel for Windows. Perhitungan ini diawali dengan menebarkan data kadar glukosa darah dalam sumbu X dan Y dimana sumbu X adalah waktu pengambilan (menit) dan sumbu Y adalah kadar glukosa darah (mg/dl). Data tersebut kemudian dibuat kurva (chart). Kurva untuk metode polynomial dibuat dalam bentuk polynomial dilengkapi dengan persamaan dan nilai R-squared. Kurva untuk metode trapezoid dan luas bangun dibuat dalam bentuk line chart type. Contoh bentuk kurva dari ketiga metode tersebut dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 1 Kurva polynomial respon glikemik glukosa murni 1 dan glukosa murni 2

Gambar 2 Kurva (metode trapezoid) kadar glukosa darah responden terhadap glukosa murni 1

Gambar 3 Kurva (metode luas bangun) kadar glukosa darah responden terhadap glukosa murni 1


Sebelum dilakukan perhitungan nilai indeks glikemik dari setiap pangan uji, terlebih dahulu dilakukan perhitungan luas daerah di bawah kurva. Cara perhitungan luas daerah di bawah kurva untuk metode polynomial yaitu menggunakan rumus integral. Cara perhitungan luas daerah di bawah kurva untuk metode trapezoid dan luas bangun yaitu dengan menghitung setiap luas bangun yang terbentuk dari kurva menggunakan rumus luas masing-masing bangun yang terbentuk. Hasil perhitungan luas daerah di bawah kurva metode polynomial, metode trapezoid, dan metode luas bangun dari pangan uji dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2 Luas daerah di bawah kurva masing-masing metode pada setiap pangan uji
Metode
Pangan Polynomial Trapezoid Luas bangun
Glukosa 1 13390,62 12870 4110
Glukosa 2 13586,4 13515 3675
Keripik Singkong 1 13014,924 12772,5 2092,5
Keripik Singkong 2 13163,472 13117,5 3877,5
Crackers Kentang 1 12376,56 12412,5 3502,5
Crackers kentang 2 11892,84 12067,5 1338,75
Biskuit 1 13555,992 13267,5 3667,5
Biskuit 2 14289,888 14115 3555

Indeks glikemik ditentukan dengan cara membandingkan luas daerah di bawah kurva antara respon glukosa makanan yang mengandung karbohidrat total setara dengan 50 g terhadap luas kurva respon glukosa setelah makan 50 g glukosa murni. Untuk menghitung nilai IG digunakan rumus sebagai berikut
Nilai IG = Luas kurva pangan uji X 100
Luas kurva pangan standar
Hasil perhitungan luas daerah di bawah kurva metode polynomial, metode trapezoid, dan metode luas bangun dari pangan uji dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3 Indeks glikemik masing-masing metode pada setiap pangan
Metode
IG Polynomial Trapezoid Luas bangun
Keripik Singkong 97,04 98,18 76,75
Crackers Kentang 89,94 92,83 62,38
Biskuit 103,28 103,84 93,06

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa nilai IG dari masing-masing pangan uji bervariasi terhadap masing-masing metode perhitungan. Menurut perhitungan dengan metode polynomial, biskuit memiliki nilai IG tertinggi yaitu 103,28 sedangkan crackers kentang memiliki nilai IG terendah yaitu 89,94. Menurut perhitungan dengan metode trapezoid, biskuit memiliki nilai IG tertinggi yaitu 103,84 sedangkan crackers kentang memiliki nilai IG terendah yaitu 92,83. Sementara menurut perhitungan dengan metode luas bangun, biskuit memiliki nilai IG tertinggi yaitu 93,06 sedangkan crackers kentang memiliki nilai IG terendah yaitu 62,38. Hal ini menunjukkan setiap metode memberikan hasil perhitungan nilai IG yang tidak jauh berbeda satu sama lain untuk masing-masing pangan uji. Secara keseluruhan, berdasarkan ketiga metode yang digunakan, maka dapat dikatakan bahwa nilai IG tertinggi dari ketiga pangan uji yaitu nilai IG biskuit dan nilai IG terendah yaitu crackers kentang. Hal ini menunjukkan bahwa biskuit lebih cepat menaikkan kadar glukosa darah dibandingkan crackers kentang dan keripik singkong.

Ditinjau dari literatur didapatkan nilai IG crackers kentang yaitu potato crisp sebesar 77 ± 4 dan nilai IG biskuit yaitu wheat biscuit sebesar 96 ± 4 (Foster-Powel 2002). Sementara untuk keripik singkong digunakan pendekatan dengan indeks glikemik singkong yaitu sebesar 78 (Anonim 2008). Dibandingkan dengan literature ini, nilai IG crackers kentang yang didapatkan melalui metode polynomial (sebesar 89.94) memiliki selisih nilai terkecil terhadap nilai IG literature (sebesar 77 ± 4 ) dibandingkan metode lain sehingga dapat diakatakan nilai IG crackers kentang (metode polynomial) paling mendekati literatur. Sementara nilai IG biscuit yang paling mendekati literatur yaitu nilai IG biskuit dengan metode luas bangun dimana nilai IG biscuit (sebesar 93.06) memiliki selisih nilai terkecil terhadap nilai IG literature (sebesar 77 ± 4 ) dibandingkan metode lain.

Untuk membandingkan nilai IG keripik singkong hasil perhitungan ketiga metode dengan literature digunakan nilai IG singkong sebelum diolah yaitu sebesar 78. Untuk itu diasumsikan bahwa nilai IG keripik singkong lebih tinggi daripada singkong karena pengolahan seperti proses penggilingan pada pangan menyebabkan struktur pangan menjadi halus sehingga pangan tersebut mudah dicerna dan diserap sehingga menaikkan kadar gula darah dengan cepat (Rimbawan dan Siagian 2004). Berdasarkan hal tersebut maka nilai IG keripik singkong yang diperkirakan paling mendekati literatur (diperkirakan > 78) yaitu nilai IG keripik singkong dengan metode polynomial (sebesar 97.04) dan metode trapezoid (sebesar 98.18).

Dengan demikian, berdasarkan hasil perhitungan IG ketiga pangan uji melalui metode polynomial, trapezoid, dan luas bangun serta berdasarkan literature dapat diduga bahwa metode perhitungan yang hasilnya paling mendekati literature yaitu metode polynomial. Namun hal ini masih dugaan karena literature yang digunakan berasal dari data pangan luar negeri yaitu literature nilai IG untuk crackers kentang (menggunakan pendekatan potato crisp) dan literature nilai IG untuk biscuit (menggunakan pendekatan wheat biscuit), sehingga kemungkinan dapat terjadi perbedaan hasil ketika menggunakan literature dari sumber lain.

Disebutkan juga dalam literature bahwa masih belum ada kesepakatan tentang metode terbaik untuk menghitung luas di bawah kurva respon glukosa darah (AUC). Sejumlah metode yang berbeda telah digunakan untuk menentukan AUC, tetapi FAO/WHO (1998) menyatakan bahwa metode yang paling sering digunakan melibatkan perhitungan geometris dengan menerapkan aturan trapesium (trapezoid) (FAO/WHO 1998; Monro 2005 dalam Gibson 2010).

Sabtu, 28 Januari 2012

Poster Hari GIZI

----> BTW tanggal 25 januari itu hari gizi (ntu gw jg baru tau dri timline twitter) mungkn tahun depan gw ga inget lagi...padahal taun kemaren perasaan gw tau hari gizi ntu (merasakn pernah update status fb "selamat hari giziii yaa ") dan lupa.
btw ko mempersalhkan ini ya?kayanya ga penting bgt dah,,tapi maknanya harus kita inget sepanjang masa..hha (btw gw kan kuliah di jurusan gzi)..kayana melalui ini gw sadar..ternyata ketika sudah berada dismster 6 tingkat minat ke gizian gw sgt kurang,,hadeeh,, terbukti sekali susah bgt,,dapet nilai A nya,,,ketika di blog temen2 gw menampilkan informasi2 ttg gizi atau update status ttg gizi atau ngomong berbahasa anak gizi dan GW SANGAT TIDAK PERNAHH,,keculai kalo gw pulang ,,beuh banyak pertanyaan dan GW menjawab dengan SOK2 KEGIZIAN (apa lah itu namnya)..tapi kayannya minat kegizi gw harus ditingkatkn lagi baiar kga SOK2an lagi,,,dan sbentar lagi gw akan mengadapi yg namnya penelitian,,seminar,dan skripsi yg tentunya harus berhubungan dengan gizi hha...
------> lanjut ke pokok permaslahan ttg POSTER HARI GIZI NASIONAL yg gw post lewat account HIMAGIZI (kumpulan mahasiswa gizi di IPB)..hha alhamdulillah banyak merespon yg positif , ada juga yg ngomen 'JEMPOL BWT POSTERNYA" gila seneng bgt gw (ampe loncat-loncat)tapi gatau dia ngomenin gambarnya ataukah maksud tujuan poster ntu di tampilkan,,hha..btw pokokny bangga lah,,,,tapi ada juga nihh org yg nanya2 n terlalu lebay menurut gw sih..ada yg nanya " ko gambarnya apel, emank ada korelasinya dgn gizi" dan ada lgi yg ngasih saran sebaiknya buah yg ada di poster tersebut Pangan Nasional (dosen PPKN katnay)...yaelah buuuuuuuuu..(ribet bgt idup lo,,hhaa)piis ya,,dan yg BT nya pertanyaan yg sama selalu terlontarkan langsung aja gw jawab APEL ITU BIAR ELEGAN..hha...dan menanggapi yg Pangan Nasional,,hha langsung gw jawab: anggep aja ntu APEL MALANG hhe padahal ada Poster yg dipost oleh HMPPI (kumpulan anak2 peduli pangan INDONESIA) gambrnya malah bocah2 bule..n cina yg lagi sarapan roti n susu,,hha lebih parah,,wkwk..udah ahh jg ngomnhn ntu mulu...nah pada penasaran kan poster yg gw buat ntuu nihh gan ane kasig gambarnya,,,
CEKIBROT :

Simple kok buatnya cuma menggabungkan gambar2 dibawah ini di PSD:









nahh sekian dulu,,tks,,smga bermanfaat...:P

Nostalgia2 : jejak2 Paint

Mulai SD ampe SMP gw udah mulai doyan ngotak-ngatik yg berhubungan dgn warna,bentuk,garis,titik,gambar..yap waktu ntu ada yg namnya PAINT (skrg msh ada sih)
Programm-->Acesoris-->Paint
---yaph Hidup gw bahagia bgt semenjak itu dengan Komputer Gw (asli ntu dari uang SUNATAN gw)..apa lagi kalo udah nge PAINT (asikan gaul gelaa)..cz distu gw bisa mencurakan hati gw,,kegalauan (dulu belon ada) dan ke Happeningan waktu jaman dulu.
mulai dari yg abstak..nbrush2 ga jelas..bikin lope2..acak2an..gambar kucing gw dulu,,n banyak deh..hha untungnya gw masih niympen berkas2 kejadulan ntu..biar buat anak cucu gw nanti,,hhhaa..lets Cekidottt:
Name 101 Dalmantion ---jmn2 SD
Lanjut--> bangga almamater dulu
cekibroot :



Abstrak n suasana Hati:











dan yg lainnya//







Jumat, 27 Januari 2012

Nostalgia Ke AlaY an..

......Nostalgia dengan "sesuatu" yg sekarang sangat akrab dengan kita..dan dulu tidak terpikirkan oleh kita (bgi yg dulunya kurang pergaulan)..yaph..INTERNET..sumpah dan sejujurnya gw baru mnegenal dunia Maya atau internet ntu waktu SMA..karna terpaksa wajib buat account yahoo..hhaa padahal waktu SMP lg gencar2nya tu yg namnya FS " Friendster" dengan kata2 andalnya " et efes gw yah" waduh wktu ntu gw gatau ntu apaan tapi gw so2 ngerti aja,,,padahal gw gatau FS ntu apa .. apa sejenis Tamagochi atau sejenis apaallh,,pokonya gw gatau..hhe..lanjut..SMA akhirnya gw diwajibkan un tuk membuat account yahoo..seseuai dengan mata pelajarannya yaitu TIK..dan mulai distu gw berpetualang dengan yg namnya dunia maya...inget bgt waktu pertama kali ke Warnet..tau nya dulu Wartel doank... waktu ntu gw takut bgt gmnaa caranya ni kawarnet jujur waktu ntu gw Galau bgt (dulu blon ada bahasa galau)..sumpah..lebih galau dari segala-galanya lebih baik mati gw..dari pada menghadpi semua ini (raditya dika)cz
......tata cara penggunaa warnet pun gw msh blum tau,,,apakah harus bayar dulu,,trus mesen mau berapa jam maennya..atau apakah kita harus membeli voucher dulu lalu dimasukan kodenya (semua pikiran tercampur aduk demi hanya untuk memasuki ruangan yang bertuliskan "WARNET" )akhirnya gw memberanikan diri untuk masuk duduk dengan tenang..terdiam beberapa saat bahkan bermenit-menit..berjam-jam..dalam hati" lah ko komputernya ko..koo beda sma yg dirumah..gmna nyalaainy?? pencetannya dmn??" lalu gw pnct semua tombol...dan akhirnyaaa..akhirnya..lampunya ada yg nyalaa..tapi ko monitornya masih gelap....yaeyalh blon di nyalaiin.. dn akhirnya komputernya nyala..horee..dan sedetik kemudian gw terdiam..ko beda lgi kya yg dirumah ,,layarnya gada logo2nya kaya huruf E (internet explorer) cuma layar warna biru trus ada gambar dolphinnya,,dan melihat ada kolom2 pengisisan..Tu kan benner harusnya tadi gw beli voucher dulu di mas2nya trus dimaskn deh kodenya,,,apa gw bilang jangan langsung nyelonong masuk aja,,hhe,,
......dan pada saat gw melangkahkan kaki tepatnya ada seseorang disamping gw yg meraih bahuuu gw dan gw langsung memalingkan wajah dia dan dia hanya bilang ke gw..gini ni mas " langsung dia ngjarin gw untuk menuliskan nama gw di kolom ntu dan tinggal klik akhirnya komputernya mirip2 sma yg dirumah gw deeh, tapi wallpepernya beda..dan gw langsung ngomong ke masnya tks mas dalam hati" berarti dari tadi mas2 disamping bilik gw udh mempelajari tingkah laku ke gaptekan gw" huwa agak malu sihh..tapi yaudah seehh lanjut,,,
... langkah-demi langkah gw ikutin seseuai dengan petunjuk yg ada di modul TIK,,dan akhirny..mulai dari google doank yg gw maenin..akhirnya gw diperkenalkan dengan dunia friendster..dunia yg gw kenal baru2 SMA ini,,,melalui "google" sang guru gw akhirnyaa gw punya FRIENDSTER asiiikk..(sumpah ini gw bljr otodidak dengan mencari di google dengan serch kata : cara membuat Frinendster..lanjut ke : cara menguplod foto...satu-satu gw pelajiin melaui google..and "try try try" akhirnya temen gw banyak,,dan gw udh terbiasa mendandani tampilan Friendster gw,,, inget bgt Foto profil pertama gw adalah bart simpson,,hhaa,,nah ini gw tampilin foto waktu di friendster dan alay gw waktu dulu (jaman dulu blum ada alay hhe) cekidot..

gamabar diatas background FS gw tu
lanjut buat Foto profil andalan gw di FS cekidot!





INGET JAMAN DULU BELUM ADA YG NAMANYA ALAY!!!!!
Alay Merupakan Suatu proses Menuju Kedewasaan (raditya dika)