HUBUNGAN
PENGETAHUAN GIZI TERHADAP
KONTRIBUSI ASUPAN ZAT GIZI DARI JAJANAN ANAK SEKOLAH
(Relationship between nutrition
knowledge of the contribution of nutrient intake from snacks schoolchildren)
Septian Suhandono, Armina Puji Utari,
Maya Utami Widhianti, Mega Seasty Handayani, Anggar Pamungkas, Chaerunnisa
Utami, Mirawati
ABSTRACT
Background: The
morning breakfast is very important for everyone to start the activities
throughout the day, as well as school children. Children are a phase where people
need more nutrients in the daily diet so that it can grow normally. Breakfast
is also important on improving concentration when studying. Hunger caused no breakfast
can decrease the concentration of study, body weakness, abdominal pain,
drowsiness when learning and so on. But what often happens is that the habits
of children skip breakfast so they consume more snacks purchased at the school.
Objective: This study
aimed to analyze the relationship between nutrition knowledge of the
contribution of nutrient intake from snacks schoolchildren
Methods: The method used in this study was purposive sampling. The sample used in
the study were 30 elementary school students called baseline-endline. The data
is processed and analyzed by the descriptive analysis using tests of normality,
paired t-test and chi-square test
Results:
Based on the processing of data showed that most of the samples have less
nutritional knowledge, but after statistical test showed no association between
nutritional knowledge of the contribution of nutrient intake from snacks
schoolchildren seen from the chi-square test value > 0.01
Conclusion:
There was no association between nutritional knowledge of the contribution of nutrient
intake from snacks scoohlchildren
Key
words: Breakfast, nutrient intake, nutritional knowledge, snacks
ABSTRAK
Latar Belakang: Sarapan pagi
sangat penting bagi setiap orang untuk mengawali aktivitas sepanjang hari ,
begitu pula dengan anak sekolah. Anak-anak merupakan suatu fase dimana manusia
membutuhkan lebih banyak zat gizi dalam makanan sehari-hari sehingga dapat
tumbuh dengan normal. Sarapan juga penting dalam meningkatkan konsentrasi
ketika belajar. Rasa lapar yang disebabkan karena tidak sarapan dapat
menurunkan konsentrasi belajar, badan lemas, sakit perut, mengantuk ketika
belajar dan sebagainya. Namun hal yang sering terjadi adalah kebiasaan
anak-anak melewatkan sarapan sehingga mereka lebih banyak mengkonsumsi jajanan
yang dibeli di sekolah.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi
terhadap kontribusi asupan zat gizi dari jajanan anak sekolah
Metode: Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Purposive sampling.
Sampel yang digunakan dalam penelitianberjumalh 30 siswa sekolah dasar
yang disebut baseline-endline. Data diproses dan dianalisis dengan jalan
analisis deskriptif menggunakan tes normalitas, paired t-test dan chi-square
test
Hasil: Berdasarkan pengolahan data yang
dilakukan menunjukkan bahwa kebanyakan sampel mempunyai pengetahuan gizi yang
kurang namun setelah dilakukan uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan
antara pengetahuan gizi terhadap kontribusi asupan gizi dari jajanan anak
sekolah yang terlihat dari nilai chi-square test > 0,01
Kesimpulan. Tidak ada hubungan antara pengetahuan
gizi terhadap kontribusi asupan gizi dari jajanan anak sekolah
Kata kunci: Sarapan,
Asupan Gizi, Pengetahuan Gizi, Jajanan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Faktor penentu kulaitas sumber daya
manusia dalam upaya pembangunan nasional antara lain adalah faktor kesehatan
dan gizi. Kedua faktor ini penting karena seseorang tidak akan mampu
mengembangkan kapasitasnya secara maksimal apabila yang bersangkutan tidak
memiliki status kesehatan dan gizi yang optimal (Kemenkes RI 2007). Dalam hal
ini anak sekolah merupakan sasaran strategis dari peningkatan gizi masyarakat.
Peningkatan gizi masyarakat pada anak sekolah dengan memberikan pengetahuan
tentang pemenuhan gizi yaitu mengenai manfaat makanan bagi tubuh (Depkes RI
2001).
Menurut Swantari 2011, Jalan untuk
menempuh perbaikan gizi pada anak agar anak dapat belajar dengan baik yaitu
melalui perbaikan pola makan di keluarga dengan menekankan pentingnya makan
pagi (sarapan) sebelum berangkat ke sekolah, dan saran yang tepat dari segi
gizi adalah melakukan kebiasaan makan pagi.
Sarapan atau makan pagi merupakan
salah satu kegiatan yang penting dilakukan sebelum melakukan aktifitas fisik
sehari-hari. Makan pagi harus memenuhi sebanyak ¼ kalori sehari dan mengandung
unsur empat sehat lima sempurna, dengan tujuan agar tubuh dapat mempersiapkan
diri untuk melakukan segala aktifitas dengan baik (Khomsan 2004).
Sarapan pagi
memberikan kontribusi yang penting terhadap total asupan gizi sehari. Sarapan
pagi akan menyumbangkan sekitar 25% dari total asupan gizi sehari. Ini jumlah
yang cukup signifikan. Jika kecukupan energi dan protein dalam sehari adalah
2000 Kkal dan 50 g, maka sarapan pagi menyumbangkan 500 Kkal energi dan 12.5 g
protein. Seseorang yang tidak sarapan pagi sulit untuk memenuhi kecukupan
gizinya. Anak yang tidak makan pagi, kurang dapat mengerjakan tugas di kelas
yang memerlukan konsentrasi, sering mempunyai nilai hasil ujian yang rendah,
mempunyai daya ingat yang terbatas, dan sering absen (Muchtar M, Julia M,
Gamayanti IL. 2011).
Dampak sarapan pagi lainnya adalah dapat
mengurangi kebiasaan jajan terlalu banyak di sekolah. Hal tersebut disebabkan
seseorang yang terbiasa sarapan, kebutuhan akan zat gizinya telah terpenuhi
oleh kegiatan sarapannya. Berbeda dengan yang tidak terbiasa sarapan, mereka
akan memenuhi zat gizinya dengan membeli makanan yang tersedia di sekolah.
Menurut Muchtar M, Julia M, Gamayanti IL. 2011, berdasarkan hasil penelitiannya
seluruh remaja siswa SMAN I Pahandut Kota Palangka Raya menunjukkan bahwa 100%
remaja yang tidak sarapan melakukan jajan pada jam istirahat pertama, walaupun
sarapan pagi adalah hal yang penting untuk dilakukan. Namun dalam kenyataannya
banyak remaja yang menunda waktu sarapannya disebabkan beberapa hal seperti
terburu-buru, belum merasa lapar, dan tidak berselera untuk makan sehingga
biasanya para remaja menunda waktu sarapannya hingga jam istirahat di sekolah.
Hasil penelitian mengenai hubungan
pengetahuan gizi dengan kebiasaan sarapan dan kontribusi asupan zat gizi dari
sarapan telah banyak dilakukan. Namun, penelitian tersebut belum dapat menjawab
tentang hubungan pengetahuan terhadap kontribusi asupan zat gizi dari jajanan
anak sekolah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian ini yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap kontribusi asupan zat gizi dari
jajanan anak sekolah.
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan
dari penelitian kali ini adalah untuk menganalisis
hubungan antara pengetahuan gizi
terhadap kontribusi asupan zat gizi dari jajanan anak sekolah
Tujuan Khusus
1.
Mengetahui
karakteristik subyek penelitian
2.
Mengetahui
gambaran mengenai besaran dan alokasi uang jajan responden
3.
Mengetahui
pengetahuan gizi anak sekolah dasar mengenai sarapan sehat di Desa Ciherang
4.
Mengetahui
kontribusi asupan zat gizi anak sekolah dasar di desa Ciherang
Hipotesis
H0 : Terdapat hubungan antara pengetahuan gizi terhadap kontribusi asupan zat gizi dari
jajanan anak sekolah
H1 : Tidak
Terdapat hubungan antara pengetahuan gizi
terhadap kontribusi asupan zat gizi dari jajanan anak sekolah
Peningkatan
pengetahuan gizi akan meningkatkan kontribusi asupan gizi dari jajanan sekolah
Peningkatan
pengetahuan gizi tidak akan meningkatkan kontribusi asupan gizi dari jajanan
sekolah
METODE
Waktu
dan tempat penelitian
Penelitian
“Hubungan Pengetahuan Gizi Terhadap
Kontribusi Asupan Zat Gizi dari Jajanan Anak Sekolah” dilaksanakan pada bulan
November – Desember 2012. Penelitian ini berlokasi di sepuluh Desa Lingkar
Kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor. Sepuluh Desa lingkar kampus
tersebut adalah Desa Ciherang, Desa Cihideng Udik, Desa Margajaya, Desa Ciampea,
Desa Balumbang Jaya, Desa Cibanteng, Desa Sinarsari, Desa Cikarawang, Desa Situ
Gede, dan Desa Babakan Raya. Kegiatan ini
merupakan bagian dari kegiatan kampanye sarapan sehat yang juga berlokasi di
Desa lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor .
Jumlah
dan cara Pengambilan Contoh
Responden
yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa/ siswi TPA (Tempat Pendidikan
Agama) yang ada di sepuluh Desa (Desa
Ciherang, Desa Cihideng Udik, Desa Margajaya, Desa Ciampea, Desa Balumbang
Jaya, Desa Cibanteng, Desa Sinarsari, Desa Cikarawang, Desa Situ Gede, dan Desa
Babakan Raya), Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor,
Dramaga, Bogor. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah
sekitar 600 orang, dimana masing- masing Desa terdiri dari sekitar 60
responden.. Sisiwa/ siswi yang terlibat sebagai responden berada dikelas I,
kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V, dan kelas VI Sekolah Dasar. Siswa/ siswi
diluar kelas I sampai kelas VI Sekolah Dasar tidak dimasukkan sebagai responden
dalam penelitian.
Jenis
dan cara Pengumpulan Data
Pengambilan
sampel dilakukan setelah diketahui tujuan dan sasaran dari penelitian yang akan
dilakuka. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode tertentu.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Peneliti menentukan sendiri sampel yang akan
digunakan dalam penelitian dengan adanya pertimbangan tertentu. Sehingga sampel
diambil tidak secara acak, tetapi ditentukan sendiri oleh peneliti. Dengan
digunakannnya teknik purposive sampling diharapkan
kriteria sampel yang diperoleh benar- benar sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan.
Variabel merupakan suatu besaran
yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil
penelitian. Dengan adanya variabel, peneliti akan lebih mudah memahami
permasalahan yang ada. Variabel yang digunakan dari penelitian “Hubungan
Pengetahuan Terhadap Kontribusi Asupan Zat Gizi dari Jajanan Anak Sekolah” adalah
pengetahuan dan asupan zat gizi. Pengetahuan sebagai variabel dimaksudkan bahwa
siswa/ siswi memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda pada saat awal dan akhir
dari penelitian sehingga diketahui pengaruhnya terhadap variabel yang lainnya,
yaitu asupan zat gizi. Asupan zat gizi sebagai variabel maksudnya adalah asupan
zat gizi untuk masing- masing siswa/ siswi Sekolah Dasar adalah berbeda, dimana
hal ini mungkin berhubungan dengan tingkat pengetahuan masing- masing individu.
Tingkat pengetahuan dan asupan zat gizi untuk siswa/ siswi Sekolah Dasar
diasumsikan bahwa keduanya saling mempengaruhi.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data
dilakukan dengan Microsoft Excel dan
SPSS. Pengolahan data diawali dengan melakukan coding untuk seluruh data lalu dimasukkan dalam Microsoft Excel. Setelah data lengkap
lalu dilakukan cleaning data yang
bertujuan untuk merapihkan data. SPSS digunakan untuk analisis data, analisis
data terdiri dari analisis deskriptif, uji normalitas, uji paired T-Test, dan
uji chi-square. Uji normalitas dilakukan untuk melihat sebaran data apakah
memiliki sebaran yang normal atau tidak. Uji paired T-Test dilakukan untuk
melihat perbedaan data antara baseline
dan endline. Uji chi-square dilakukan
untuk melihat hubungan antar variabel dalam penelitian.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Karakteristik
responden yang diamati pada penelitian ini diantaranya jenis kelamin, tingkat
pendidikan, besaran uang saku serta alokasi uang saku untuk jajan. Berdasarkan
pengolahan data diketahui bahwa jumlah responden laki-laki berjumlah 20 orang
dengan presentase sebesar 66,7% sedangkan responden perempuan berjumlah 10
orang dengan presentase sebesar 33.3% dengan total responden sebanyak 30 orang . Distribusi
subjek berdasarkan karakteristik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Karakteristik
subjek penelitian
Karakteristik
|
n
|
%
|
Jenis
kelamin
|
||
Laki-laki
|
20
|
66.7
|
Perempuan
|
10
|
33.3
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Tingkat
pendidikan (SD)
|
||
SD Kelas 1
|
4
|
13.3
|
SD Kelas 2
|
11
|
36.7
|
SD Kelas 3
|
2
|
6.7
|
SD Kelas 4
|
5
|
16.7
|
SD Kelas 5
|
6
|
20
|
SD Kelas 6
|
2
|
6.7
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Berdasarkan
tingkat pendidikannya, responden yang dipilih merupakan responden usia Sekolah
Dasar dengan tingkat pendidikan kelas 1
SD sebanyak 4 orang dengan presentase sebesar 13,3 % , kelas 2 SD sebanyak 11
orang dengan presntase 36,7 %, kelas 3 SD sebanyak 2 orang dengan presentase sebesar 6.7%, kelas
4 SD sebanyak 5 orang dengan presentase sebesar 16,7% , kelas 5 SD sebanyak 6
orang dengan presentase sebesar 20 % dan untuk kelas 6 SD sebanyak 2 orang
dengan presentase sebesar 6,7%. Berdasarkan sebaran tingkat pendidikan anak
usia sekolah dasar diatas bahwa responden terbanyak adalah reponden dengan tingkat
pendidikan kelas 2 SD yaitu sebanyak 11 orang dengan presentase sebesar 36,7%.
Besaran
uang saku responden dibagi dalam tiga kategori diantaranya uang saku dengan
jumlah dibawah Rp.2000, antara Rp.2000 hingga Rp.5000 dan uang saku dengan
jumlah diatas Rp.5000. berdasarkan pengolahan data didapatkan jumlah responden
dengan uang saku dibawah Rp.2000 sebanyak 4 orang dengan presentase 13.3%. Uang
saku dengan jumlah diantara Rp.200 hingga Rp.5000 sebanyak 17 orang dengan presentase 56,7% sedangkan
untuk jumlah uang saku diatas Rp.5000 berjumlah 9 orang dengan presentae 30%.
Sedangkan
banyaknya alokasi uang saku untuk jajan dibagi menjadi 3 kategori diantaranya
alokasi uang saku untuk jajan dengan
jumlah dibawah Rp.2000, antara Rp.2000 hingga Rp.5000 dan diatas Rp.5000. untuk
alokasi uang saku untuk jajan dibawah Rp.2000 sebanyak 12 orang dengan
presentase 40% sedangkan untuk alokasi uang jajan diantara Rp.2000 hingga
Rp.5000 sebanyak 17 orang dengan presentase 56,7% dan utuk alokasi uang saku
untuk jajan diatas Rp.5000 hanya ada 1 orang dengan presentase sebesar 30%.
Besaran dan alokasi uang saku responden dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel
2 Jumlah uang saku dan alokasi uang saku
Variabel
|
n
|
%
|
Besaran
uang saku anak (Rp)
|
||
<2000
|
4
|
13.3
|
2000-5000
|
17
|
56.7
|
>5000
|
9
|
30
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Alokasi
uang saku (Rp)
|
||
<2000
|
12
|
40
|
2000-5000
|
17
|
56.7
|
>5000
|
1
|
3.3
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Pengetahuan
Gizi dan Kontribusi Zat Gizi dari Jajanan Sekolah
Salah satu variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengetahuan gizi
dan kontribusi asupan zat gizi dari jajanan anak sekolah. Pengetahuan
gizi responden yang diuji adalah
pengetahuan gizi mengenai pentingnya sarapan yang terdiri dari pengertian
sarapan, dampak yang terjadi apa bila tidak sarapan, menu sarapan yang bergizi
dan apa yang dilakukan apabila tidak sempat sarapan. Pengetahuan gizi diukur
melaui pretest sebelum diadakan
penyuluhan serta postest setelah
diadakannnya penyuluhan.
Pengetahuan
gizi dinilai berdasarkan tiga kategori diantaranya baik, sedang dan kurang.
Untuk data awal (Baseline) jumlah
responden dengan kategori baik sebesar 0%, kategori sedang sebanyak 10 orang
dengan presentase 33,3% dan kategori kurang sebanyak 20 orang dengan presentase
66,6 % dan untuk data akhir (Endline)
jumlah reponden kategori baik mengalami peningkatan yaitu berjumlah 14 orang
dengan presentase 46,6 % begitu pula dengan kategori sedang dengan jumlah 14
prang dengan presentase 46,6% dan untuk lategori kurang mengalami penurunan
dengan jumlah reponden sebanyak2 orang dengan presentase 6,6%. Sebaran
responden mengenai kebiasaan sarapan dan pengetahuan gizi dapat diihat pada
Tabel 3
Tabel
3 Kebiasaan sarapan dan pengetahuan gizi
Pengetahuan
dan Kebiasaan Sarapan
|
Baseline
|
Endline
|
||
n
|
%
|
n
|
%
|
|
Besaran
uang saku anak (Rp)
|
||||
Baik
|
0
|
0
|
14
|
46.67
|
Sedang
|
10
|
33.33
|
14
|
46.67
|
Kurang
|
20
|
66.67
|
2
|
6.67
|
Jumlah
|
30
|
100
|
30
|
100
|
Rata-rata + SD
|
10+10
|
10+6.93
|
Kontribusi
asupan zat gizi didapatkan dari jajan anak sekolah melalui data awal dan akhir
penyuluhan. Kontribusi asupan zat gizi yang dihitung terdiri dari asupan zat
gizi energi, protein, kalsium, fosfor, besi, vitamin C dan vitamin A yang
dihitungnya kontribusinya sebesar <15% dan ≥15% .Berdasarkan data awal (baseline)kontribusi energi sebesar
<15% sebanyak 9 orang sedangkan ≥15% sebanyak 15 orang . Kontribusi protein
sebesar <15% sebanyak 20 orang sedangkan ≥15% sebanyak 4 orang.Kontribus
kalsium <15% sebanyak 15 orang sedangkan ≥15% sebanyak 9 orang.Kontribusi
fosfor <15% sebanyak 24 orang sedangkan ≥15% tidak ada.Kontribusi besi
<15% sebanyak 12 orang sedangkan ≥15% 12 orang. Kontribusi Vitamin A <15%
sebanyak 24 sedangkan ≥15% tidak ada. Kontribusi Vitamin C <15% sebanyak 23
orang sedangkan ≥15% 1 orang.
Berdasarkan
data akhir (endline) di dapatkan
hasil kontribusi energi sebesar <15% sebanyak 18 orang sedangkan ≥15%
sebanyak 10orang .Kontribusi protein sebesar <15% sebanyak 21 orang
sedangkan ≥15% sebanyak 7 orang.Kontribusi kalsium <15% sebanyak 21 orang
sedangkan ≥15% sebanyak 7 orang.Kontribusi fosfor <15% sebanyak 21 orang
sedangkan ≥15% 7 orang.Kontribusi besi <15% sebanyak 20 orang sedangkan ≥15%
8 orang.Kontribusi Vitamin A<15% sebanyak 28 sedangkan ≥15% tidak ada.
Kontribusi Vitamin C <15% sebanyak 23 orang sedangkan ≥15% 5 orang.
Kontribusi zat gizi dari berbagai jajanan sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel
4. Kontribusi zat gizi dari jajanan sekolah
Zat Gizi
|
Baseline
|
Endline
|
||
n
|
%
|
n
|
%
|
|
Energi
|
||||
<15%
|
9
|
37.5
|
18
|
64.29
|
≥15%
|
15
|
62.5
|
10
|
35.71
|
Total
|
24
|
100
|
28
|
100
|
Rata-rata + SD
|
12+4.24
|
14+5.7
|
||
Protein
|
||||
<15%
|
20
|
83.33
|
21
|
75
|
≥15%
|
4
|
16.67
|
7
|
25
|
Total
|
24
|
100
|
28
|
100
|
Rata-rata + SD
|
12+11.3
|
14+9.89
|
||
Kalsium
|
||||
<15%
|
15
|
62.5
|
21
|
75
|
≥15%
|
9
|
37.5
|
7
|
25
|
Total
|
24
|
100
|
28
|
100
|
Rata-rata + SD
|
12+4.24
|
14+9.89
|
||
Fosfor
|
||||
<15%
|
24
|
100
|
21
|
75
|
≥15%
|
0
|
0
|
7
|
25
|
Total
|
24
|
100
|
28
|
100
|
Rata-rata + SD
|
12+16.97
|
14+9.89
|
||
Besi
|
||||
<15%
|
12
|
50
|
20
|
71.43
|
≥15%
|
12
|
50
|
8
|
28.57
|
Total
|
24
|
100
|
28
|
100
|
Rata-rata + SD
|
12+0
|
14+8.48
|
||
Vitamin A
|
||||
<15%
|
24
|
100
|
28
|
100
|
≥15%
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Total
|
24
|
100
|
28
|
100
|
Rata-rata + SD
|
12+16.97
|
14+19.79
|
||
Vitamin C
|
||||
<15%
|
23
|
95.83
|
23
|
82.14
|
≥15%
|
1
|
4.17
|
5
|
17.86
|
Total
|
24
|
100
|
28
|
100
|
Rata-rata + SD
|
12+15.55
|
14+12.73
|
Pengaruh Pengetahuan Gizi dan Kontribusi
Asupan
Gizi
Secara umum uji chi square
yang dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan baseline dengan kontribusi asupan gizi baseline tidak menunjukkan adanya hubungan. Begitu juga juga
hubungan pengetahuan endline dengan
kontribusi asupan gizi endline tidak
menunjukkan adanya hubungan. Hal ini merujuk pada nilai Pearson Chi Square
semua asupan zat gizi yang tidak kurang dari 0.01.
Untuk data baseline, secara pengetahuan gizi tidak
menunjukkan hubungan yang nyata dengan kontribusi asupan gizi. Hal ini dilihat
dari hasil uji Chi Square pada analisis hubungan kontribusi energi dari jajanan
pada pengetahuan gizi yang menghasilkan
nilai Pearson Chi Square lebih dari 0,01 yakni 0,535. Sedangkan di kontribusi
protein menunjukkan nilai Pearson Chi Square sebesar 0,529 yang juga tidak
menunjukkan perbedaan nyata karena nilai Pearson Chi Square yang dihasilkan
tidak kurang dari 0,01. Hal yang sama dapat dilihat di zat gizi Kalsium,
Fosfor, Kalsium, Besi, Vitamin A dan Vitamin C yang juga memiliki nilai Pearson
Chi Square berturut-turut sebesar 0,294; 0.333; 0,269; 0,531; dan 0,055. Nilai
Pearson Chi Square yang diujikan pada baseline
menunjukkan tidak ada hubungan yang nyata antara pengetahuan gizi dan
asupan pada energi dan zat gizi yang diuji yakni Kalsium, Fosfor, Kalsium,
Besi, Vitamin A dan Vitamin C.
Secara umum hal yang sama
terjadi juga untuk data endline.
Pengetahuan gizi tidak menunjukkan hubungan yang nyata dengan asupan energi dan
zat gizi dari jajanan. Dilihat dari hasil uji Chi Square pada analisis hubungan
kontribusi energi dari jajanan pada pengetahuan gizi, menghasilkan nilai
Pearson Chi Square lebih dari 0,01 yakni 0,09. Sedang di kontribusi protein
menunjukkan nilai Pearson Chi Square sebesar 0,67 yang juga tidak menunjukkan
perbedaan nyata karena nilai Pearson Chi Square yang dihasilkan tidak kurang
dari 0,01. Hal yang sama dapat dilihat di zat gizi Kalsium, Fosfor, Kalsium,
Besi, Vitamin, A dan Vitamin C yang juga memiliki nilai Pearson Chi Square berturut-turut
sebesar 0,067; 0.052; 0,043; 0,03 dan 0,055.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa baik untuk pengetahuan baseline mengenai sarapan dengan kontribusi
asupan gizi baseline
maupun untuk pengetahuan endline mengenai sarapan dengan
kontribusi asupan gizi endline tidak menunjukkan adanya hubungan (dilihat dari hasil nilai Chi
square yang > 0,01).
Mengingat hasil penelitian menunjukkan tingginya proporsi
siswa siswi TPA yang juga termasuk anak usia sekolah dasar dengan tingkat
pengetahuan yang kurang tentang sarapan, maka disarankan kepada pihak TPA dan instansi terkait lainnya terutama civitas
akademika yang bersangkutan diharapkan dapat memberikan materi tentang sarapan
sehat dan kontribusi zat gizi untuk kesehatan secara berkelanjutan atau membina
kantin yang sudah ada untuk menjual makanan jajanan yang bergizi seimbang dan
aman dikonsumsi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2008.
Pentingnya sarapan atau makan pagi. Http://fbuzz.com [26 Desember 2012].
Hidayat M. 2009. Sarapan ditinjau dari sudut
ilmu gizi. Majalah Ilmiah Maranatha.
Vol 16: 53-58.
Khomsan A. 2004. Pangan dan gizi untuk kualitas hidup.
Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Muchtar M, Julia M, Gamayanti IL. 2011.
Sarapan dan jajan berhubungan dengan kemampuan konsentrasi pada remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol 8:
28-35.
Nofitasari A, Anggorodi RA, Triyanti. 2009.
Perilaku sarapan pagi dan kaitannya dengan prestasi belajar siswi sekolah
menengah pertama di smpn 2 depok. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Vol 3 No 2.
Swantari AP. 2011. Hubungan
kebiasaan sarapan pagi dengan status gizi pada anak sekolah dasar negeri di
kelurahan trangsan kecamatan gatak kabupaten sukoharjo [Skripsi]. Surakarta:
Program Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muahamadiyah
Surakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar