Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas normal. Hal ini termasuk
golongan penyakit yang tejadi akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler
untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal. Semakin tinggi
tekanan darah, lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit
kardiovaskuler secara prematur.
Hipertensi Heart Disease (HHD)
adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara
keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung,
penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan kerana
peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung. (Hajar
2000)
Pathofisiologi penyakit ini akibat peningkatan
tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah
dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah. Sebagai akibatnya
terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini
ditandai dengan ketebalan dinding yang bertambah, fungsi ruang yang memburuk,
dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk
mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui
dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam seiring
parahnya aterosklerosis koroner. (Hajjar 2000)
Pneumonia merupakan suatu infeksi
akut pada paru-paru yang secara anatomi mengenai bagian lobulus paru mulai dari
parenkim paru sampai perbatasan bronkus. Jika terjadi peradangan maka akan ada
lendir yang diekskresikan dan alveoli akan terisi cairan juga darah yang
menyebabkan atelectasis. Peradangan yang terjadi juga akan membuat paru-paru
kaku sehingga lebih sulit untuk bernafas. Hipoksia dapat terjadi karena alveoli
terisi cairan, hal ini akan mengganggu proses oksigenasi darah. Berdasarkan
anatomi paru-paru, Pneumonia dapat diklasifikasikan menjadi; (1) Pneumonia
lobaris, (2) Pneumonia lobularis atau Bronkopneumonia dan (3) Pneumonia
interstisialis atau Bronchiolitis (Hurst 2008). Jika pneumonia terjadi pada
bagian lobularis dan terjadi di kedua belah paru maka dapat dikatakan
bronkhopneumonia bilateral (Corwin 2000).
Etiologi pneumonia dapat bersumber
bakteri, virus, jamur, aspirasi, pneumonia hipostatik dan beberapa sindrom
kelainan paru-paru. Pneumococcus merupakan bakteri penyebab utama penumonia.
Pada orang dewasa disebabkan oleh penumokokus 1 – 8 (pada anak – anak tipe 14,
1, 6, 9). Insiden meningkat pada usia lebih kecil dari 14 tahun dan menurun
dengan meningkatnya umur. Sedangkan virus yang biasa menyebabkan pneumonia
adalah virus respiratori sinsial, virus influenza, virus adeno atau virus
situmegalik. Aspirasi akibat makanan, kerosen (bensin dan minyak tanah) dan
cairan amnion, juga benda asing asing lainnya dapat menjadi penyebab pneumonia
juga.
III.1.2 Identitas
Os
Nama : Tn.K
Usia : 59 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Rekam Medik :
13020476
Ruang Rawat : Cempaka kelas III
Tgl Masuk RS : 6 Maret 2013
Tgl Kasus : 7-10 Maret 2013
Tgl Keluar RS : 11 Maret 2012
Agama : Islam
Diagnosis
Medis : Penyakit Jantung
Hipertensi dengan Pneumonia
Diagnois
Sekunder : Leukositosis dan
Hipokalemia
III.1.3 Data Subjektif
Keluhan utama
Os
mengeluh nyeri dada sejak 3 bulan SMRS serta gangguan pola nafas dan sering
batuk. Os merasa lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas serta sering
mengalami keringet dingin. 1 hari SMRS Os merasa sesak dan dada terasa sakit
seperti diperas dan kesulitan untuk bernafas.
Riwayat Penyakit
dahulu
Os
memiliki riwayat penyakit darah tinggi
Riwayat Penyakit
Keluarga
Berdasarkan
wawancara dengan keluarga OS, ada
riwayat penyakit hipertensi.
III.1.4 Riwayat Diet Pasien
Semenjak merasakan keluhan nyeri dada dan pola nafas 3 bulan SMRS Os sudah
membatasi makanan yang berlemak dari daging-dagingan dan mulai menkonsumsi
sereal rendah kolesterol pada saat sarapan. Os memiliki frekwensi makan 3 x
sehari, makan pagi sereal satu mangkok, makan siang nasi, telur, tahu dan
tempe, makan malam nasi, ikan, gorengan dan sayur. Sehari-hari Os sering snacking biskuit marie . Os jarang
sekali makan buah Sebelumnya Os merupakan perokok berat dan sudah mulai
berhenti semenjak 10 tahun terakhir.
Tabel
1 Konsumsi SMRS
Waktu Makan
|
Menu
|
Berat (g)
|
E (Kal)
|
P (g)
|
L (g)
|
Kh (g)
|
Pagi
|
Sereal Oat
|
150
|
139.5
|
5.4
|
2.7
|
25.05
|
Siang
|
Nasi
|
150
|
267
|
3.15
|
0.15
|
60.9
|
Tempe Bacem
|
50
|
74.5
|
9.15
|
2
|
6.35
|
|
Telur pindang
|
60
|
87.48
|
6.912
|
6.21
|
0.378
|
|
Tahu Bacem
|
50
|
34
|
3.9
|
2.3
|
0.8
|
|
Selingan
|
Biskuit marie (5
keping)
|
50
|
216.5
|
4.95
|
6.65
|
34.95
|
Malam
|
Nasi
|
150
|
267
|
3.15
|
0.15
|
60.9
|
Ikan
|
80
|
55.752
|
10.488
|
1.0488
|
1.0488
|
|
Sayur Bayam
|
100
|
23
|
1.2
|
0.6
|
3.7
|
|
Perkedel
|
60
|
42.33
|
1.02
|
0.051
|
9.741
|
|
Pisang goreng
|
200
|
440
|
4.6
|
12.6
|
77
|
|
Konsumsi
|
1647
|
53.92
|
34.4
|
280
|
||
Kebutuhan
|
1950
|
73.1
|
43,3
|
317
|
||
(%) Kecukupan
|
84.5
|
73.7
|
79.4
|
88.3
|
Presentase tingkat kecukupan Os
sebelum masuk rumah sakit dapat di tentukan melaui asupan Os sehari
SMRS dibagi dengan kebutuhan Os diperoleh dari perhitungan. Konsumsi
seseorang dikatakan baik apabila memenuhi 90 – 119% dari kebutuhan, defisit
ringan jika hanya 80-89% kebutuhan, defisit sedang jika 70-79% kebutuhan, dan
defisit berat jika kurang dari 70% kebutuhan (Depkes RI 1996). Persentase
konsumsi Os terhadap kebutuhan energi sebesar 84.5%, protein 73.7 %, lemak 79.4
% dan karbohidrat 88.3 %.berdasarkan nilai yang di dapat pada tabel tingkat
kecukupan energi Os tergolong defisit ringan, protein defisit sedang, Lemak
defisit sedang sedangkan karbohidrat defisit ringan.
III.1.
5 Data
Objektif
Pengukuran
Antropometri
Data antropometri didapat dari data skring gizi.
TB : 169 cm
BB : 54 kg
IMT =
18.9
Status Gizi : Normal (Depkes RI 1996).
Pemeriksaan Fisik
-
Kesadaran : Compos Mentis (kesadaran normal)
-
Keadaan
umum : Lemah
Pemeriksaan
klinis
Pemeriksaan
klinis yang dilakukan meliputi pengukuran denyut nadi, laju pernapasan dan suhu
tubuh. Data diperoleh dari catatan perawat yang diambil setiap hari sebagai
pemantauan tanda vital Os. Data di bawah ini menunjukkan hasil pemeriksaan
klinis awal Os masuk rumah sakit dan awal pengamatan yang diperoleh dari
catatan perawat dan medical record.
Tabel
2 Pemeriksaan Klinis
Tanggal
|
Jenis pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai rujukan
|
Satuan
|
Penilaian
|
6-Maret-13
(awal masuk RS)
|
TD
|
160/100
|
< 120/80
|
mmHg
|
Tinggi
|
N
|
84
|
70 -120
|
kali/menit
|
Normal
|
|
P
|
24
|
22-40
|
kali/menit
|
Normal
|
|
S
|
37
|
36-37
|
0C
|
Normal
|
III.1.6 Data
Laboratorium
Tabel
3 Data Laboraturium Os
Jenis Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai Rujukan
|
Satuan
|
Penilaian
|
Hematologi
|
||||
Hb
|
16
|
L; 13-16, P; 12-14
|
gr/dl
|
normal
|
Leukosit
|
19800
|
5000-10000
|
/ml
|
tinggi
|
Trombosit
|
224000
|
150000-450000
|
/ml
|
normal
|
Hematokrit
|
49
|
L; 40-50, P; 36-42
|
%
|
normal
|
Protein
|
||||
SGOT
|
73
|
<37
|
U/l
|
tinggi
|
SGPT
|
16
|
<42
|
U/l
|
normal
|
Fungsi Ginjal
|
||||
Ureum
|
23
|
10 – 50
|
mg/dl
|
normal
|
Kreatinin
|
1,4
|
<1,5
|
mg/dl
|
normal
|
Elektrolit
|
||||
Natrium
|
137
|
135 – 147
|
mmol/l
|
normal
|
Kalium
|
3,4
|
3,5 – 5
|
mmol/l
|
rendah
|
Klorida
|
100
|
100 – 106
|
mmol/l
|
normal
|
(Sumber : Data Rekam Medik Os RSU Kabupaten Tangerang)
III.1.7 Assesment
Antropometri
Usia : 59 tahun
TB : 169 cm
BB : 54 kg
BBI : (169-100) – 10%
(169-100) = 62.1 kg
IMT : 18.9 kg/m2
Berdasarkan data antropometri yang
diperoleh Status Gizi Os tergolong normal (Depkes RI 1996).
Biokimia
Pada tanggal 6 Maret 2013, Os pertama
kali dilakukan pemeriksaan lab.. Berdasarkan hasil laboratorium pada tanggal 6
Maret kadar leukosit dan SGOT tinggi.
Sedangkan kadar kalium di bawah batas normal..Kadar leukosit yang tinggi
menunjukkan bahwa telah terjadi inflamasi dalam tubuh Os yaitu paru-paru
berdasarkan diagnosa Os yang mengalami pneumonia.. Kadar SGOT yang diatas
normal menunjukkan telah terjadi gangguan pada fungsi hati Os serta akibat
penggunaan obat-obatan sebelumnya seperti obat antihipertensi dan antibiotik.
sedangkan kadar kalium yang rendah mengindikasikan Os hipokalemia.
Klinis
Pemeriksaan
klinis yang dilakukan kepada Os berupa tekanan darah, nadi, pernafasan dan
suhu. Pemeriksaan klinis ini dilakukan secara rutin di setiap harinya. Hasil
pemeriksaan nadi, pernafasan dan suhu Os tergolong normal, namun tekanan darah
Os cenderung tinggi berada diatas normal . Perubahan nilai tekanan darah Os
berhubungan dengan diagnosa Os yaitu
penyakit jantung hipertensi.
Dietary
a.
Pola
makan SMRS
Semenjak merasakan keluhan nyeri dada dan pola nafas 3 bulan SMRS Os sudah
mulai menkonsumsi sereal oat pada saat sarapan. Os memiliki frekwensi makan 3 x
sehari. Selingan yang sering dikonsumsi oleh Os merupakan biskuit. Os jarang
mengkonsumsi buah-buahan dan konsumsi sayur sangat sedikit. Menu makanan yang
Os sering konsumsi adalah makanan pokok (nasi) dan lauk .(Tempe,tahu,telur dan
ikan).
b.
Asupan
zat gizi SMRS
Kebutuhan zat gizi Os menggunakan
perhitungan rumus Harris Benedict adalah energi 1950 Kkal, protein 73.7
gram, lemak 43.3 gram, dan karbohidrat 317 gram. Asupan energi rata-rata sehari
Os sebelum dirawat di rumah sakit adalah 1647 Kal. Sedangkan untuk protein, lemak,
dan karbohidrat berturut-turut sebesar 53.9 g; 34.4 g; dan 280. g.
Personal
a.
Riwayat
kebiasaan makanan
Os jarang mengkonsumsi buah Os suka
memasak, sehingga jarang membeli makanan jadi dari warung. Makanan kesukaan Os
adalah Tempe dan tahu. Sebelum meraskan keluhan Os hobi makan gorengan.dan
makanan berlemak konsumsi sayur juga sangat sedikit.
b.
Pengetahuan
gizi
Berdasarkan wawancara, pengetahuan
gizi Os tergolong kurang akibat presepsi makanan berlemak hanya ada pada daging
namun konsumsi makan berlemak lainnya tetap dikonsumsi.selain itu Os jarang
berolahraga dan hobi merokok. konsumsi serat Os sangat rendah hal ini
dibuktikan dengan jarangny konsumsi
sayur dan buah.
c.
Aktifitas
sehari-hari
Sehari-harinya Os merupakan seorang
bapak dari 3 orang anak dan sudah tidak bekerja . Sepuluh tahun terakhir Os
merupakan perokok berat dan Os jarang
melakukan olahraga. Sehingga kegiatan fisik Os dapat digolongkan kepada
aktifitas ringan.
d.
Riwayat
penyakit yang dahulu dan sekarang
Os mempunyai riwayat penyakit keluarga
hipertensi
III.1.8 Diagnosis
Diagnosis medis
Os didiagnosa HHD (Hipertensive Heart Disease) dan Pneumonia. Berdasarkan hasil laboratorium Os mengalami leukositosis
dan hipokalemia
Diagnosis gizi
Berdasarkan penilaian status gizi
menggunakan indeks massa tubuh (IMT) status gizi Os tergolong gizi normal, yaitu
18.9 kg/m2. Os mengalami mual, muntah, dan nafsu
makan menurun karena adanya nyeri pada abdomen. Selain itu, karena adanya sesak
nafas Os sulit menerima makanan dengan konsistensi biasa. Diagnosis gizi yang
diberikan kepada pasien mencakup dua domain, yaitu domain intake dan domain
clinis. Berikut adalah diagnosis gizi berdasarkan
Nutritional
care process:
Domain
Intake
Kekurangan intake zat gizi terhadap
kebutuhan kebutuhan dari makanan dan minuman oral (P) yang disebabkan oleh adanya mual dan sesak nafas (E) ditandai dengan rendahnya asupan
zat gizi saat awal dirawat inap dengan tingkat kecukupan rata-rata kurang dari 90% (S).
Domain Klinis
Perubahan nilai laboratorium leukosit (P) yang disebabkan adanya inflamasi pada
paru-paru (E) dan ditandai dengan kadar leukosit yang tinggi
di atas rujukan sebesar 19800 mmol/l
(S).
Domain Perilaku
Perilaku
hidup sehat yang kurang (P) dilihat
Os hobi merokok semenjak kecil dan tidak suka berolah raga (E) ditandai dengan riwayat Os mengalami hipetensi.(S)
III.1.9
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Medis
Penatalaksaan medis yang diberikan
selama pengamatan 4 hari adalah berupa obat-obatan dan infus. Obat yang
diberikan rumah sakit kepada Os ini bermacam-macam. Obat-obat tersebut
diberikan melalui oral dan parenteral sesuai anjuran dokter dan keadaan Os.
Berikut jenis obat-obatan yang diberikan oleh rumah sakit antara lain:
Tabel
4 Jenis Obat yang Diberikan Os
Cara Pemberian
|
Jenis Obat
|
Dosis
|
Kegunaan
|
Oral
|
Ambroxol
|
3 x 1
|
Untuk
penyakit saluran nafas akut dan kronis berkaitan dengan sekresi
bronkus yang abnormal
terutama pada bronkitis kronis,
asmatis dan asma bronkial
|
Oral
|
Captropil
|
2x25
|
Obat antihipertensi dan efekif dalam penanganan gagal
jantung
|
Oral
|
Ramipril
|
1x2.5
|
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung, dan
untuk meningkatkan kemampuan bertahan setelah serangan jantung.
|
Oral
|
Simvastatin
|
1x10
|
Untuk penurun kadar kolesterol
dan menecegah penyakit kardiovascular
|
Oral
|
Aspilet
|
1x80
|
Untuk mengencer kan darah sehingga sirkulasi darah ke jantung lebih lancar.
|
Oral
|
Azitromycyn
|
1x 500
|
Antibiotik infeksi saluran
pernapasan
|
Parenteral
|
Ringer Laktat
|
14/menit
|
Nutrisi parenteral
|
(Sumber : Data Rekam Medik Os RSU Kabupaten Tangerang)
Penatalaksanaan
Diet
o Diet Jantung III Rendah Garam III Konsistensi
Lunak (Bubur)1700
o Diet Jantung III Rendah Garam III
Konsistensi Lunak (Bubur)1900
o Tujuan Diit
Tujuan dari diet yang diberikan kepada Os adalah:
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa
memberatkan kerja jantung
2. Mempertahankan status gizi optimal
tanpa memberatkan fungsi jantung dan pola pernapasan
o Prinsip Diit
1. Diet Jantung III diberikan setelah
fase akut dapat diatasi. Diet Jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak. Os disertai hipertensi sehingga
diberikan sebagai Diet Jantung III Rendah Garam III
o Syarat Diit
1. Energi cukup untuk mempertahankan
berat badan normal
2. Protein cukup 15 % dari kebutuhan
energi disesuaikan dengan kondisi pasien.
3. Lemak sedang 20 % dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat cukup (65%)
5. Garam rendah (2 – 3 g /hariNa)
6. Vitamin dan mineral cukup
7. Makanan mudah dicerna dan tidak
menimbulkan gas
8. Serat cukup untuk menghindari
konstipasi
9. Bentuk makanan lunak disesuaikan
dengan kondisi pasien
10. Tidak mengandung bahan makanan atau
bumbu yang tajam
Perhitungan Kebutuhan
BB = 54 kg, U= 47 th BBI = 45 kg
TB = 169 cm Faktor Aktivitas =
1,2 Faktor Stres = 1,3
AMB =
66 + 13,7 (BB) + 5 (TB) – 6,8 (U)..............(Harris Benedict)
=
66 + (13,7 x 54 ) + (5 x 169) – (6,8 x 59)= 1250 Kal
Kebutuhan energi = AMB x FA x FS....... (Almatsier 2004)
=1250
x 1,2 x 1,3 = 1950 Kal
Namun,
kebutuhan energi diberikan secara bertahap dimulai dari 1700 kkal.
kebutuhan
energi diberikan secara bertahap dimulai dari 1900 kkal.
Kebutuhan Protein = 15 % dari kebutuhan energi total
= (15 % x 1950)/4 =73.1 gram
Kebutuhan Lemak = 20 % dari kebutuhan energi total
=
(20x 1950)/9 = 43,3 gram
Kebutuhan KH = 65% dari kebutuhan energi total
=
(65% x 1950)/4 =317 gram
III.1.10 Monitoring dan Evaluasi
Perkembangan Klinis
Tabel 8 Monitoring
Perkembangan Klinis
Tanggal
|
Jenis pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai rujukan
|
Satuan
|
Penilaian
|
6-Maret-13
(awal masuk RS)
|
TD
|
160/100
|
< 120/80
|
mmHg
|
Tinggi
|
N
|
84
|
70 -120
|
kali/menit
|
Normal
|
|
P
|
24
|
22-40
|
kali/menit
|
Normal
|
|
S
|
37
|
36-37
|
0C
|
Normal
|
|
7-Maret-13
|
TD
|
160/100
|
< 120/80
|
mmHg
|
Tinggi
|
N
|
88
|
70 -120
|
kali/menit
|
Normal
|
|
P
|
20
|
22-40
|
kali/menit
|
Rendah
|
|
S
|
37
|
36-37
|
0C
|
Normal
|
|
8-Maret-13
|
TD
|
140/80
|
< 120/80
|
mmHg
|
Tinggi
|
N
|
88
|
70 -120
|
kali/menit
|
Normal
|
|
P
|
28
|
22-40
|
kali/menit
|
Normal
|
|
S
|
37
|
36-37
|
0C
|
Normal
|
|
9-Maret-13
|
TD
|
140/80
|
< 120/80
|
mmHg
|
Tinggi
|
N
|
88
|
70 -120
|
kali/menit
|
Normal
|
|
P
|
28
|
22-40
|
kali/menit
|
Normal
|
|
S
|
37
|
36-37
|
0C
|
Normal
|
Pemeriksaan klinis yang dilakukan kepada
Os berupa tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu. Pemeriksaan klinis ini
dilakukan secara rutin di setiap harinya. Beradasrka tabel diatatas dapat
dilihat bahwa nadi, suhu dan pernapasan Os normal selama 4 hari pengamatan
sedangkan tekanan darah turun menjadi 140/80 mm Hg meskipun masih diatas batas
rujukan.
Perkembangan Diet
Berikut disajikan tabel yang
menunjukkan perubahan diet Os selama pengamatan.
Tabel
9 Perkembangan Diet Os
Tanggal
|
Diet
|
Konsistensi
|
7 Maret 2013
|
Diet Jantung III 1700
|
Lunak (bubur)
|
8 Maret 2013
|
Diet Jantung III RG III 1700
|
Lunak (bubur)
|
9 Maret 2013
|
Diet Jantung III RG III 1700
|
Lunak (bubur)
|
10 Maret 2013
|
Diet
Jantung III RG III 1900
|
Lunak (bubur)
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat dijelaskan bahwa tanggal 7 maret Os diberikan diet jantung sebesar 1700 kalori dengan
konsitensi lunak (bubur) hal ini disesuaikan dengan riwayat diet SMRS, kemudian pada
tanggal 8 Maret 2013
pemberian diet Os ditambahkan dengan diet rendah garam
berdasarkan nilai laboraturium Os dengan tekanan darah tinggi dan masih dalam
konsistensi lunak dengan nilai kalori sebesar 1700 Kal. Diet diberikan secara
bertahap sebab pada awal pengamatan Os. Mengalami kurang nafsu makan akibat
gangguan pola nafasnya. Kemudian pada hari ke 3 diet diberikan sama pada hari
sebelumnya untuk melihat perkembangan tingkat konsumsinya ternyata nafsu akan Os sudah baik dan diet ditingkatkan
disesuaikan kebutuhan Os.
Tabel 5 Perkembangan ketersediaan RS
Tanggal
|
Zat Gizi
|
|||
Energi (Kal)
|
Protein (g)
|
Lemak (g)
|
Karbohidrat (g)
|
|
7-Maret-2013
|
1707
|
64.1
|
47.8
|
274.8
|
8-Maret-2013
|
1735
|
68.6
|
27.3
|
314.6
|
9-
Maret-2013
|
1712
|
78.0
|
52.5
|
248.4
|
10-Maret-2013
|
1903
|
72.6
|
36.9
|
289.7
|
Berdasarakan
tabel di atas dapat dilihat asupan makanan yang disediakan rumah sakit atau
tingkat ketersediaan rumah sakit . Pada hari pertama dan hari ketiga tingkat
ketersediaan rumah sakit masih dibawah kebutuhan Os. Terutama energi hal ini
disebabkan pemberian diet secara bertahap yang dilakukan berdasarkan tingkat
konsumsi Os sebelumnya yang hanya mencapai < 1700 kkal akibat kondisi Os
pada awal masuk rumah sakit yang lemah serta sesak nafas. Setelah hari ke 3
nafsu makan Os sudah membaik maka tingkat ketersedian dinaikan pada hari
berikutnya sesuai dengan kebutuhan .oleh karena itu diberikan diet pasien
sebesar 1900 kkal.
Tabel 6 Perkembangan konsumsi OS
Tanggal
|
Zat Gizi
|
|||
Energi (Kal)
|
Protein (g)
|
Lemak (g)
|
Karbohidrat (g)
|
|
7-Maret-2013
|
1427
|
38.5
|
20.2
|
270.6
|
8-Maret-2013
|
1508
|
52.2
|
13.1
|
299.0
|
9-Maret-2013
|
1712
|
78.0
|
52.5
|
248.4
|
10-maret-2013
|
1903
|
72.6
|
36.9
|
289.7
|
Tingkat
konsumsi Os di rumah sakit di gambarkan pada tabel di atas pada awal pengamatan tingkat konsumsi Os
masih dibawah yang disediakan oleh rumah sakit untuk energi sebesar 1427 kkal,
protein 38.5 g, lemak 20.2 sedangkan karbohidrat 270.6 gram. Pada hari kedua
pengamatan tingkat konsumsi os sudah
naik namun untuk zat gizi lemak menurun hal ini disebabkan pada hari
tersebut menu yang diberikan adalah daging dan os kesulitan untuk mengunyah.
Namun asupan zat gizin lainnya meningkat seperti energi sebesar 1508 kkal,
protein 52.2 g, dan karbohidrat 299 dan untuk hari keempat pengamatan semua
makanan yang di sedikan habis di konsumsi sehingga tingkat ketersediaan sama
dengan tingkat konsumsi os. Dan pada akhir pengamtan nafsu makan Os sudah
membaik hal ini dibuktikan dengan tingkat konsumsi Os yang sama dengan tingkat
ketersedian rumah sakit setelah diet di tingkatkan menjadi 1900 kkal.
Tabel 7 Presentase Konsumsi Vs Ketersediaan
Tanggal
|
%
|
|||
Energi (Kal)
|
Protein (g)
|
Lemak (g)
|
Karbohidrat (g)
|
|
7-Maret-2013
|
83.6 %
|
59.4%
|
42.3%
|
98%
|
8-Maret-2013
|
87 %
|
76. %
|
48%
|
95.2%
|
9-Maret-2013
|
100%
|
100%
|
100%
|
100%
|
10-maret-2013
|
100%
|
100%
|
100%
|
100%
|
Grafik 1 Presentase Tingkat Konsumsi
terhadap Ketersediaan RS Os
Berdasarkan grafik di atas, terjadi
fluktuatif dari nilai gizi makanan yang dikonsumsi Os. Pada awal pengamatan tingkat konsumsi Os
masih dibawah kebutuhan atau ketersedian yang disediakan dirumah sakit hal ini
terjadi akibat Os. Merasa nausea dan sesak sehingga makanan jarang dihabiskan
begitu juga pada hari ke dua pengamatan namun terjadi peningkatan tingkat
konsumsi yang signifikan terutama pada hari pengamatan dan intervensi ke 3 dan
4 dengan nafsu makan Os yang semakin membaik. Os sering menghabiskan makanan
yang disajikan, jarang sekali Os menyisakkan makanan yang disajikan.
Tabel 10 Presentase Ketersediaan
Terhadapa Kebutuhan
Hari pengamatan ke-
|
Zat gizi
|
Ketersediaan
|
Kebutuhan
|
Persentase
(%)
|
1
|
Energi (Kal)
|
1707
|
1950
|
87.5
|
protein (g)
|
64.1
|
73.1
|
87.6
|
|
lemak (g)
|
47.8
|
43.3
|
110
|
|
Karbohidrat (g)
|
274.8
|
317
|
86.6
|
|
2
|
Energi (Kal)
|
1735
|
1950
|
88.9
|
protein (g)
|
68.6
|
73.1
|
93.8
|
|
lemak (g)
|
27.3
|
43.3
|
63.0
|
|
Karbohidrat (g)
|
314.6
|
317
|
99.0
|
|
3
|
Energi (Kal)
|
1712
|
1950
|
87.7
|
protein (g)
|
78.0
|
73.1
|
106
|
|
lemak (g)
|
52.5
|
43.3
|
121
|
|
Karbohidrat (g)
|
248.4
|
317
|
78.3
|
|
4
|
Energi (Kal)
|
1903
|
1950
|
97.5
|
protein (g)
|
72.6
|
73.1
|
99.3
|
|
lemak (g)
|
36.9
|
43.3
|
85.2
|
|
Karbohidrat (g)
|
289.7
|
317
|
91.13
|
Tingkat
ketersediaan merupakan jumlah makanan dan zat gizinya yang rumah sakit sediakan untuk dikonsumsi
oleh pasien berdasarkan jenis kebutuhan dietnya. Tingkat ketersedian harus
mencukupi kebutuhan pasien. Berdasarkan pengamatan tingkat ketersediaan rumah
sakit masih dibawah kebutuhan hal ini disesuaikan pemberian diet yang bertahap
yang dilakukan berdasarkan anamnesa dan kondisi pasien yang masih sulit
menerima asupan makanan.
Perkembangan
jumlah yang disediakan dari rumah sakit pada hari ke satu sampai ke tiga
pengamatan berdasarkan pada diet yang diberikan sebesar 1700 kkal. Dan pada
hari ke empat berdarkan tingkat konsumsi pasien yang membaik diet dibeikan 1900
kkal. Dari hasil presentase antara tingkat ketersedian dan kebutuhan selama
pengamatan dapat dilihat bahwa rata-rata presentase tingkat ketersedian dengan
kebutuhan Os selama empat hari pengamatan masih tergolong baik yiatu sebesar
> 90 %.
Tabel
11 Perkembangan Konsumsi
os terhadap Kebutuhan
Hari pengamatan ke-
|
Zat gizi
|
Konsumsi
|
Kebutuhan
|
Persentase
(%)
|
1
|
Energi (Kal)
|
1427
|
1950
|
73.1
|
protein (g)
|
38.5
|
73.1
|
52.6
|
|
lemak (g)
|
20.2
|
43.3
|
46.5
|
|
Karbohidrat (g)
|
270.6
|
317
|
85.3
|
|
2
|
Energi (Kal)
|
1508
|
1950
|
77.3
|
protein (g)
|
52.2
|
73.1
|
71.4
|
|
lemak (g)
|
13.1
|
43.3
|
30.6
|
|
Karbohidrat (g)
|
299
|
317
|
94.3
|
|
3
|
Energi (Kal)
|
1712
|
1950
|
87.8
|
protein (g)
|
78.0
|
73.1
|
107
|
|
lemak (g)
|
52.5
|
43.3
|
120
|
|
Karbohidrat (g)
|
248.4
|
317
|
78.3
|
|
4
|
Energi (Kal)
|
1903
|
1950
|
98
|
protein (g)
|
72.6
|
73.1
|
99.3
|
|
lemak (g)
|
36.9
|
43.3
|
85.2
|
|
Karbohidrat (g)
|
289.7
|
317
|
91.1
|
|
Tabel
diatas menggambarkan perkembangan diet Os dilihat dari tingkat konsumsi
terhadap kebutuhan Os dihitung berdasarkan rumus Harris Benedict . Tingkat konsumsi pada awal pertama masuk rumah
sakit rata-rata masih dibawah
kebutuhan namun setelah hari pengamtan
terakhir nafsu makan Os sudah membaik hal ini dibuktikan dengan presentase
tingkat kecukupan energi sebsesar 98 %,
protein 99,3 %, lemak 85 %, dan karbohidrat 91,1%. Berdasrkan presentase
tersebut rata-rata tingkat kecukupan Os sudah terpenuhi meskipun belum mencapai
100 %.
Berdasarkan
grafik diatas tingkat konsumsi Os terhadap kebutuhan energinya mengalami
kenaikan dimulai pada hari hari pertama pengamatan yaitu 73.10 % kemudian pada
hari pengamatan ke dua sebesar 77.30 %, hari ke tiga 87.80 dan pada hari
pengamatan terakhirnya mencapai 98 %. Dari hasil tersebut bisa dikatakan
kebutuhan energi Os sudah tercukupi pada akhir pengamatan karena nilai tingkat
kecukupannya >90 %.
Untuk
presentase konsumsi terhadap kebutuhan protein Os pada mengalami peningkatan
dimulai dari hari pertama yang defisit berat yang hanya mencapai 52.60 %
kemudian berangsur naik pada hari ke dua sebesar 71.4 % dan pada hari ketiga
dan keempat mencapai tingkat kecukupan yang optimal (90-110%) yaitu sebesar 107
% pada hari ke tiga dan 99.30 % pada hari ke empat.
Konsumsi
lemak Os pada hari pertama dan kedua sangat defisit yaitu 46.50% dan 30.6 %
terhadap kebutuhannya dan kemudian
melonjak tinggi pada hari ke tiga sebesar 120 % dimana Os mengabiskan semua
makanan yang di berikan oleh rumah sakit serta selingan dari luar berpa biskuit
sedangkan pada hari terakhir presentase tingkat konsumsi lemak os terhadap
kebutuhannya mencapai 85%.
Konsumsi
karbohidrat Os selama pengamatan rata-rata masih belum mencukupi kebutuhan
meskipun hanya defist ringan, pada hari pertama terjadi peningkatan ke hari
kedua dan kemudian menuurun pada hari ketiga sedangakan pada hari keempat
tingkat kecukupan Os kembali naik. Pada hari ketiga menurun mungkin diakibatkan
variasi menu yang diberikan rumah sakit.