Minggu, 15 Desember 2013

KASUS DIET : Hipertensive Heart Disease (HHD) dan Pneumonia pada pria usia 59 tahun diberikan Diet Jantung III dan Rendah Garam III.


III.1.1 Gambaran Umum Penyakit, Etiologi dan Patofisiologi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas normal. Hal ini termasuk golongan penyakit yang tejadi akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal. Semakin tinggi tekanan darah, lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler secara prematur.
Hipertensi Heart Disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan kerana peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung. (Hajar 2000)
Pathofisiologi penyakit ini akibat peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini ditandai dengan ketebalan dinding yang bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner. (Hajjar 2000)
Pneumonia merupakan suatu infeksi akut pada paru-paru yang secara anatomi mengenai bagian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan bronkus. Jika terjadi peradangan maka akan ada lendir yang diekskresikan dan alveoli akan terisi cairan juga darah yang menyebabkan atelectasis. Peradangan yang terjadi juga akan membuat paru-paru kaku sehingga lebih sulit untuk bernafas. Hipoksia dapat terjadi karena alveoli terisi cairan, hal ini akan mengganggu proses oksigenasi darah. Berdasarkan anatomi paru-paru, Pneumonia dapat diklasifikasikan menjadi; (1) Pneumonia lobaris, (2) Pneumonia lobularis atau Bronkopneumonia dan (3) Pneumonia interstisialis atau Bronchiolitis (Hurst 2008). Jika pneumonia terjadi pada bagian lobularis dan terjadi di kedua belah paru maka dapat dikatakan bronkhopneumonia bilateral (Corwin 2000).    
Etiologi pneumonia dapat bersumber bakteri, virus, jamur, aspirasi, pneumonia hipostatik dan beberapa sindrom kelainan paru-paru. Pneumococcus merupakan bakteri penyebab utama penumonia. Pada orang dewasa disebabkan oleh penumokokus 1 – 8 (pada anak – anak tipe 14, 1, 6, 9). Insiden meningkat pada usia lebih kecil dari 14 tahun dan menurun dengan meningkatnya umur. Sedangkan virus yang biasa menyebabkan pneumonia adalah virus respiratori sinsial, virus influenza, virus adeno atau virus situmegalik. Aspirasi akibat makanan, kerosen (bensin dan minyak tanah) dan cairan amnion, juga benda asing asing lainnya dapat menjadi penyebab pneumonia juga.
III.1.2  Identitas Os
Nama                          : Tn.K
Usia                             : 59 tahun
Jenis Kelamin             : Laki-laki
No. Rekam Medik      : 13020476
Ruang Rawat              : Cempaka kelas III
Tgl Masuk RS             : 6 Maret 2013
Tgl Kasus                    : 7-10 Maret  2013
Tgl Keluar RS             : 11 Maret 2012
Agama                                    : Islam
Diagnosis Medis          : Penyakit Jantung Hipertensi dengan Pneumonia
Diagnois Sekunder     : Leukositosis dan Hipokalemia
III.1.3  Data Subjektif
Keluhan utama
Os mengeluh nyeri dada sejak 3 bulan SMRS serta gangguan pola nafas dan sering batuk. Os merasa lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas serta sering mengalami keringet dingin. 1 hari SMRS Os merasa sesak dan dada terasa sakit seperti diperas dan kesulitan untuk bernafas.
Riwayat Penyakit dahulu
Os memiliki riwayat penyakit darah tinggi
Riwayat Penyakit Keluarga
Berdasarkan wawancara dengan keluarga OS,  ada riwayat penyakit hipertensi.
III.1.4 Riwayat Diet Pasien
            Semenjak merasakan keluhan nyeri  dada dan pola nafas 3 bulan SMRS Os sudah membatasi makanan yang berlemak dari daging-dagingan dan mulai menkonsumsi sereal rendah kolesterol pada saat sarapan. Os memiliki frekwensi makan 3 x sehari, makan pagi sereal satu mangkok, makan siang nasi, telur, tahu dan tempe, makan malam nasi, ikan, gorengan dan sayur. Sehari-hari Os sering snacking biskuit marie . Os jarang sekali makan buah Sebelumnya Os merupakan perokok berat dan sudah mulai berhenti semenjak 10 tahun terakhir.
Tabel 1 Konsumsi SMRS
Waktu Makan
Menu
Berat (g)
E (Kal)
P (g)
L (g)
Kh (g)
Pagi
Sereal Oat
150
139.5
5.4
2.7
25.05
Siang
Nasi
150
267
3.15
0.15
60.9

Tempe Bacem
50
74.5
9.15
2
6.35

Telur pindang
60
87.48
6.912
6.21
0.378

Tahu Bacem
50
34
3.9
2.3
0.8
Selingan
Biskuit marie (5 keping)
50
216.5
4.95
6.65
34.95
Malam
Nasi
150
267
3.15
0.15
60.9

Ikan
80
55.752
10.488
1.0488
1.0488

Sayur Bayam
100
23
1.2
0.6
3.7

Perkedel
60
42.33
1.02
0.051
9.741

Pisang goreng
200
440
4.6
12.6
77
Konsumsi
1647
53.92
34.4
280
Kebutuhan
1950
73.1
43,3
317
(%) Kecukupan
84.5
73.7
79.4
88.3

Presentase tingkat kecukupan Os sebelum masuk rumah sakit dapat di tentukan melaui asupan Os  sehari  SMRS dibagi dengan kebutuhan Os diperoleh dari perhitungan. Konsumsi seseorang dikatakan baik apabila memenuhi 90 – 119% dari kebutuhan, defisit ringan jika hanya 80-89% kebutuhan, defisit sedang jika 70-79% kebutuhan, dan defisit berat jika kurang dari 70% kebutuhan (Depkes RI 1996). Persentase konsumsi Os terhadap kebutuhan energi sebesar 84.5%, protein 73.7 %, lemak 79.4 % dan karbohidrat 88.3 %.berdasarkan nilai yang di dapat pada tabel tingkat kecukupan energi Os tergolong defisit ringan, protein defisit sedang, Lemak defisit sedang sedangkan karbohidrat defisit ringan.
III.1. 5 Data Objektif
Pengukuran Antropometri
Data antropometri didapat dari data skring gizi.
TB       : 169 cm
BB       : 54 kg
IMT = 18.9
Status Gizi : Normal (Depkes RI 1996).
Pemeriksaan Fisik
-       Kesadaran             : Compos Mentis (kesadaran normal)
-       Keadaan umum    : Lemah
Pemeriksaan klinis
        Pemeriksaan klinis yang dilakukan meliputi pengukuran denyut nadi, laju pernapasan dan suhu tubuh. Data diperoleh dari catatan perawat yang diambil setiap hari sebagai pemantauan tanda vital Os. Data di bawah ini menunjukkan hasil pemeriksaan klinis awal Os masuk rumah sakit dan awal pengamatan yang diperoleh dari catatan perawat dan medical record.
Tabel 2 Pemeriksaan Klinis
Tanggal
Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
Penilaian
6-Maret-13
(awal masuk RS)

TD
160/100
< 120/80
mmHg
Tinggi
N
84
70 -120
kali/menit
Normal
P
24
22-40
kali/menit
Normal
S
37
36-37
0C
Normal
                   
III.1.6 Data Laboratorium
Tabel 3 Data Laboraturium Os
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
Penilaian
Hematologi
Hb
16
L; 13-16, P; 12-14
gr/dl
normal
Leukosit
19800
5000-10000
/ml
tinggi
Trombosit
224000
150000-450000
/ml
normal
Hematokrit
49
L; 40-50, P; 36-42
%
normal
Protein




SGOT
73
<37
U/l
tinggi
SGPT
16
<42
U/l
normal
Fungsi Ginjal




Ureum
23
10 – 50
mg/dl
normal
Kreatinin
1,4
<1,5
mg/dl
normal
Elektrolit




Natrium
137
135 – 147
mmol/l
normal
Kalium
3,4
3,5 – 5
mmol/l
rendah
Klorida
100
100 – 106
mmol/l
normal
 (Sumber : Data Rekam Medik Os RSU Kabupaten Tangerang)
III.1.7 Assesment
Antropometri
Usia     : 59 tahun
TB       : 169 cm
BB       : 54 kg
BBI      : (169-100) – 10% (169-100) = 62.1 kg
IMT        : 18.9 kg/m2
Berdasarkan data antropometri yang diperoleh Status Gizi Os tergolong normal (Depkes RI 1996).
Biokimia
Pada tanggal 6 Maret 2013, Os pertama kali dilakukan pemeriksaan lab.. Berdasarkan hasil laboratorium pada tanggal 6 Maret kadar leukosit dan SGOT tinggi.  Sedangkan kadar kalium di bawah batas normal..Kadar leukosit yang tinggi menunjukkan bahwa telah terjadi inflamasi dalam tubuh Os yaitu paru-paru berdasarkan diagnosa Os yang mengalami pneumonia.. Kadar SGOT yang diatas normal menunjukkan telah terjadi gangguan pada fungsi hati Os serta akibat penggunaan obat-obatan sebelumnya seperti obat antihipertensi dan antibiotik. sedangkan kadar kalium yang rendah mengindikasikan Os hipokalemia.
Klinis
Pemeriksaan klinis yang dilakukan kepada Os berupa tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu. Pemeriksaan klinis ini dilakukan secara rutin di setiap harinya. Hasil pemeriksaan nadi, pernafasan dan suhu Os tergolong normal, namun tekanan darah Os cenderung tinggi berada diatas normal . Perubahan nilai tekanan darah Os berhubungan dengan diagnosa Os yaitu  penyakit jantung hipertensi.   
Dietary
a.    Pola makan SMRS
Semenjak merasakan keluhan nyeri  dada dan pola nafas 3 bulan SMRS Os sudah mulai menkonsumsi sereal oat pada saat sarapan. Os memiliki frekwensi makan 3 x sehari. Selingan yang sering dikonsumsi oleh Os merupakan biskuit. Os jarang mengkonsumsi buah-buahan dan konsumsi sayur sangat sedikit. Menu makanan yang Os sering konsumsi adalah makanan pokok (nasi) dan lauk .(Tempe,tahu,telur dan ikan).
b.    Asupan zat gizi SMRS
Kebutuhan zat gizi Os menggunakan perhitungan rumus Harris Benedict adalah energi 1950 Kkal, protein 73.7 gram, lemak 43.3 gram, dan karbohidrat 317 gram. Asupan energi rata-rata sehari Os sebelum dirawat di rumah sakit adalah 1647 Kal. Sedangkan untuk protein, lemak, dan karbohidrat berturut-turut sebesar 53.9 g; 34.4 g; dan 280. g.
Personal                                                  
a.    Riwayat kebiasaan makanan
Os jarang mengkonsumsi buah Os suka memasak, sehingga jarang membeli makanan jadi dari warung. Makanan kesukaan Os adalah Tempe dan tahu. Sebelum meraskan keluhan Os hobi makan gorengan.dan makanan berlemak konsumsi sayur juga sangat sedikit.
b.    Pengetahuan gizi
Berdasarkan wawancara, pengetahuan gizi Os tergolong kurang akibat presepsi makanan berlemak hanya ada pada daging namun konsumsi makan berlemak lainnya tetap dikonsumsi.selain itu Os jarang berolahraga dan hobi merokok. konsumsi serat Os sangat rendah hal ini dibuktikan dengan  jarangny konsumsi sayur dan buah.
c.    Aktifitas sehari-hari
Sehari-harinya Os merupakan seorang bapak dari 3 orang anak dan sudah tidak bekerja . Sepuluh tahun terakhir Os merupakan perokok berat  dan Os jarang melakukan olahraga. Sehingga kegiatan fisik Os dapat digolongkan kepada aktifitas ringan.
d.    Riwayat penyakit yang dahulu dan sekarang
Os mempunyai riwayat penyakit keluarga hipertensi
III.1.8 Diagnosis
Diagnosis medis
Os didiagnosa HHD (Hipertensive Heart Disease) dan Pneumonia. Berdasarkan hasil laboratorium Os mengalami leukositosis dan hipokalemia
Diagnosis gizi
Berdasarkan penilaian status gizi menggunakan indeks massa tubuh (IMT) status gizi Os tergolong gizi normal, yaitu 18.9 kg/m2. Os mengalami mual, muntah, dan nafsu makan menurun karena adanya nyeri pada abdomen. Selain itu, karena adanya sesak nafas Os sulit menerima makanan dengan konsistensi biasa. Diagnosis gizi yang diberikan kepada pasien mencakup dua domain, yaitu domain intake dan domain clinis. Berikut adalah diagnosis gizi berdasarkan
Nutritional care process:
Domain Intake
Kekurangan intake zat gizi terhadap kebutuhan kebutuhan dari makanan dan minuman oral (P) yang disebabkan oleh adanya mual dan sesak nafas (E) ditandai dengan rendahnya asupan zat gizi saat awal dirawat inap dengan tingkat kecukupan rata-rata  kurang dari 90% (S).
Domain Klinis
Perubahan nilai laboratorium leukosit (P) yang disebabkan adanya inflamasi pada paru-paru  (E) dan ditandai dengan kadar leukosit yang tinggi di atas rujukan sebesar 19800 mmol/l (S).
Domain Perilaku
              Perilaku hidup sehat yang kurang (P) dilihat Os hobi merokok semenjak kecil dan tidak suka berolah raga (E) ditandai dengan riwayat Os mengalami hipetensi.(S)
III.1.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksaan medis yang diberikan selama pengamatan 4 hari adalah berupa obat-obatan dan infus. Obat yang diberikan rumah sakit kepada Os ini bermacam-macam. Obat-obat tersebut diberikan melalui oral dan parenteral sesuai anjuran dokter dan keadaan Os. Berikut jenis obat-obatan yang diberikan oleh rumah sakit antara lain:
Tabel 4 Jenis Obat yang Diberikan Os
Cara Pemberian
Jenis Obat
Dosis
Kegunaan
Oral
Ambroxol
3 x 1
Untuk penyakit saluran nafas akut dan kronis berkaitan dengan sekresi bronkus yang abnormal terutama pada bronkitis kronis, asmatis dan asma bronkial
Oral
Captropil
2x25
Obat antihipertensi dan efekif dalam penanganan gagal jantung
Oral
Ramipril
1x2.5
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung, dan untuk meningkatkan kemampuan bertahan setelah serangan jantung.
Oral
Simvastatin
1x10
Untuk penurun kadar kolesterol dan menecegah penyakit kardiovascular
Oral
Aspilet
1x80
Untuk mengencer kan darah sehingga sirkulasi darah ke jantung lebih lancar.
Oral
Azitromycyn
1x 500
Antibiotik infeksi saluran pernapasan
Parenteral
Ringer Laktat
14/menit
Nutrisi parenteral
(Sumber : Data Rekam Medik Os RSU Kabupaten Tangerang)

Penatalaksanaan Diet
o   Diet Jantung III Rendah Garam III Konsistensi Lunak (Bubur)1700
o  Diet Jantung III Rendah Garam III Konsistensi Lunak (Bubur)1900
o  Tujuan Diit
Tujuan dari diet yang diberikan kepada Os adalah:
1.    Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
2.    Mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi jantung dan pola pernapasan
o  Prinsip Diit
1.    Diet Jantung III diberikan setelah fase akut dapat diatasi. Diet Jantung III diberikan dalam bentuk makanan  lunak. Os disertai hipertensi sehingga diberikan sebagai Diet Jantung III Rendah Garam III
o  Syarat Diit
1.    Energi cukup untuk mempertahankan berat badan normal
2.    Protein cukup 15 % dari kebutuhan energi disesuaikan dengan kondisi pasien.
3.    Lemak sedang  20 % dari kebutuhan energi total
4.    Karbohidrat cukup (65%)
5.    Garam rendah (2 – 3 g /hariNa)
6.    Vitamin dan mineral cukup
7.    Makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas
8.    Serat cukup untuk menghindari konstipasi
9.    Bentuk makanan lunak disesuaikan dengan kondisi pasien
10.  Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam
Perhitungan Kebutuhan
BB = 54 kg, U= 47 th  BBI = 45 kg 
TB = 169 cm             Faktor Aktivitas  = 1,2      Faktor Stres = 1,3
AMB = 66 + 13,7 (BB) + 5 (TB) – 6,8 (U)..............(Harris Benedict)
          = 66 + (13,7 x 54 ) + (5 x 169) – (6,8 x 59)= 1250 Kal
Kebutuhan energi     = AMB x FA x FS....... (Almatsier 2004)
                                 =1250 x 1,2 x 1,3 = 1950 Kal
Namun, kebutuhan energi diberikan secara bertahap dimulai dari 1700 kkal.
kebutuhan energi diberikan secara bertahap dimulai dari 1900 kkal.
Kebutuhan Protein   = 15 % dari kebutuhan energi total
                                  = (15 % x 1950)/4 =73.1 gram
Kebutuhan Lemak   = 20 % dari kebutuhan energi total
                                 = (20x 1950)/9 = 43,3 gram
Kebutuhan KH         = 65% dari kebutuhan energi total
                                 = (65% x 1950)/4 =317 gram
III.1.10 Monitoring dan Evaluasi
Perkembangan Klinis
Tabel 8 Monitoring Perkembangan Klinis
Tanggal
Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
Penilaian
6-Maret-13
(awal masuk RS)

TD
160/100
< 120/80
mmHg
Tinggi
N
84
70 -120
kali/menit
Normal
P
24
22-40
kali/menit
Normal
S
37
36-37
0C
Normal
7-Maret-13

TD
160/100
< 120/80
mmHg
Tinggi
N
88
70 -120
kali/menit
Normal
P
20
22-40
kali/menit
Rendah
S
37
36-37
0C
Normal
8-Maret-13

TD
140/80
< 120/80
mmHg
Tinggi
N
88
70 -120
kali/menit
Normal
P
28
22-40
kali/menit
Normal
S
37
36-37
0C
Normal
9-Maret-13

TD
140/80
< 120/80
mmHg
Tinggi
N
88
70 -120
kali/menit
Normal
P
28
22-40
kali/menit
Normal
S
37
36-37
0C
Normal
Pemeriksaan klinis yang dilakukan kepada Os berupa tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu. Pemeriksaan klinis ini dilakukan secara rutin di setiap harinya. Beradasrka tabel diatatas dapat dilihat bahwa nadi, suhu dan pernapasan Os normal selama 4 hari pengamatan sedangkan tekanan darah turun menjadi 140/80 mm Hg meskipun masih diatas batas rujukan.
Perkembangan Diet
Berikut disajikan tabel yang menunjukkan perubahan diet Os selama pengamatan.
Tabel 9 Perkembangan Diet Os
Tanggal
Diet
Konsistensi
7 Maret 2013
Diet Jantung III 1700
Lunak (bubur)
8 Maret 2013
Diet Jantung III  RG III 1700
Lunak (bubur)
9 Maret 2013
Diet Jantung III RG III 1700
Lunak (bubur)
10 Maret 2013
Diet  Jantung III RG III 1900
Lunak (bubur)
        Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa tanggal 7 maret Os diberikan  diet jantung sebesar 1700 kalori dengan konsitensi lunak (bubur) hal ini disesuaikan dengan riwayat diet SMRS, kemudian pada tanggal 8 Maret 2013 pemberian diet Os ditambahkan dengan diet rendah garam berdasarkan nilai laboraturium Os dengan tekanan darah tinggi dan masih dalam konsistensi lunak dengan nilai kalori sebesar 1700 Kal. Diet diberikan secara bertahap sebab pada awal pengamatan Os. Mengalami kurang nafsu makan akibat gangguan pola nafasnya. Kemudian pada hari ke 3 diet diberikan sama pada hari sebelumnya untuk melihat perkembangan tingkat konsumsinya ternyata nafsu  akan Os sudah baik dan diet ditingkatkan disesuaikan kebutuhan Os.
Tabel 5 Perkembangan ketersediaan RS
Tanggal
Zat Gizi
Energi (Kal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
7-Maret-2013
1707
64.1
47.8
274.8
8-Maret-2013
1735
68.6
27.3
314.6
9- Maret-2013
1712
78.0
52.5
248.4
10-Maret-2013
1903
72.6
36.9
289.7
                Berdasarakan tabel di atas dapat dilihat asupan makanan yang disediakan rumah sakit atau tingkat ketersediaan rumah sakit . Pada hari pertama dan hari ketiga tingkat ketersediaan rumah sakit masih dibawah kebutuhan Os. Terutama energi hal ini disebabkan pemberian diet secara bertahap yang dilakukan berdasarkan tingkat konsumsi Os sebelumnya yang hanya mencapai < 1700 kkal akibat kondisi Os pada awal masuk rumah sakit yang lemah serta sesak nafas. Setelah hari ke 3 nafsu makan Os sudah membaik maka tingkat ketersedian dinaikan pada hari berikutnya sesuai dengan kebutuhan .oleh karena itu diberikan diet pasien sebesar 1900 kkal.
Tabel 6 Perkembangan konsumsi OS
Tanggal
Zat Gizi
Energi (Kal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
7-Maret-2013
1427
38.5
20.2
270.6
8-Maret-2013
1508
52.2
13.1
299.0
9-Maret-2013
1712
78.0
52.5
248.4
10-maret-2013
1903
72.6
36.9
289.7
           
Tingkat konsumsi Os di rumah sakit di gambarkan pada tabel di atas  pada awal pengamatan tingkat konsumsi Os masih dibawah yang disediakan oleh rumah sakit untuk energi sebesar 1427 kkal, protein 38.5 g, lemak 20.2 sedangkan karbohidrat 270.6 gram. Pada hari kedua pengamatan tingkat konsumsi os sudah  naik namun untuk zat gizi lemak menurun hal ini disebabkan pada hari tersebut menu yang diberikan adalah daging dan os kesulitan untuk mengunyah. Namun asupan zat gizin lainnya meningkat seperti energi sebesar 1508 kkal, protein 52.2 g, dan karbohidrat 299 dan untuk hari keempat pengamatan semua makanan yang di sedikan habis di konsumsi sehingga tingkat ketersediaan sama dengan tingkat konsumsi os. Dan pada akhir pengamtan nafsu makan Os sudah membaik hal ini dibuktikan dengan tingkat konsumsi Os yang sama dengan tingkat ketersedian rumah sakit setelah diet di tingkatkan menjadi 1900 kkal.
 Tabel 7 Presentase Konsumsi Vs Ketersediaan

Tanggal
%
Energi (Kal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
7-Maret-2013
83.6 %
59.4%
42.3%
98%
8-Maret-2013
87 %
76. %
48%
95.2%
9-Maret-2013
100%
100%
100%
100%
10-maret-2013
100%
100%
100%
100%

Grafik 1 Presentase Tingkat Konsumsi terhadap Ketersediaan RS  Os
        Berdasarkan grafik di atas, terjadi fluktuatif dari nilai gizi makanan yang dikonsumsi Os.  Pada awal pengamatan tingkat konsumsi Os masih dibawah kebutuhan atau ketersedian yang disediakan dirumah sakit hal ini terjadi akibat Os. Merasa nausea dan sesak sehingga makanan jarang dihabiskan begitu juga pada hari ke dua pengamatan namun terjadi peningkatan tingkat konsumsi yang signifikan terutama pada hari pengamatan dan intervensi ke 3 dan 4 dengan nafsu makan Os yang semakin membaik. Os sering menghabiskan makanan yang disajikan, jarang sekali Os menyisakkan makanan yang disajikan.
Tabel 10 Presentase Ketersediaan Terhadapa Kebutuhan
Hari pengamatan ke-
Zat gizi
Ketersediaan
Kebutuhan
Persentase (%)
1
Energi (Kal)
1707
1950
87.5
protein (g)
64.1
73.1
87.6
lemak (g)
47.8
43.3
110
Karbohidrat (g)
274.8
317
86.6
2
Energi (Kal)
1735
1950
88.9
protein (g)
68.6
73.1
93.8
lemak (g)
27.3
43.3
63.0
Karbohidrat (g)
314.6
317
99.0
3
Energi (Kal)
1712
1950
87.7
protein (g)
78.0
73.1
106
lemak (g)
52.5
43.3
121
Karbohidrat (g)
248.4
317
78.3
4
Energi (Kal)
1903
1950
97.5
protein (g)
72.6
73.1
99.3
lemak (g)
36.9
43.3
85.2
Karbohidrat (g)
289.7
317
91.13
        Tingkat ketersediaan merupakan jumlah makanan dan zat gizinya  yang rumah sakit sediakan untuk dikonsumsi oleh pasien berdasarkan jenis kebutuhan dietnya. Tingkat ketersedian harus mencukupi kebutuhan pasien. Berdasarkan pengamatan tingkat ketersediaan rumah sakit masih dibawah kebutuhan hal ini disesuaikan pemberian diet yang bertahap yang dilakukan berdasarkan anamnesa dan kondisi pasien yang masih sulit menerima asupan makanan.
        Perkembangan jumlah yang disediakan dari rumah sakit pada hari ke satu sampai ke tiga pengamatan berdasarkan pada diet yang diberikan sebesar 1700 kkal. Dan pada hari ke empat berdarkan tingkat konsumsi pasien yang membaik diet dibeikan 1900 kkal. Dari hasil presentase antara tingkat ketersedian dan kebutuhan selama pengamatan dapat dilihat bahwa rata-rata presentase tingkat ketersedian dengan kebutuhan Os selama empat hari pengamatan masih tergolong baik yiatu sebesar > 90 %. 
Tabel 11   Perkembangan Konsumsi os terhadap Kebutuhan
Hari pengamatan ke-
Zat gizi
Konsumsi
Kebutuhan
Persentase (%)
1
Energi (Kal)
1427
1950
73.1
protein (g)
38.5
73.1
52.6
lemak (g)
20.2
43.3
46.5
Karbohidrat (g)
270.6
317
85.3
2
Energi (Kal)
1508
1950
77.3
protein (g)
52.2
73.1
71.4
lemak (g)
13.1
43.3
30.6
Karbohidrat (g)
299
317
94.3
3
Energi (Kal)
1712
1950
87.8
protein (g)
78.0
73.1
107
lemak (g)
52.5
43.3
120
Karbohidrat (g)
248.4
317
78.3
4
Energi (Kal)
1903
1950
98
protein (g)
72.6
73.1
99.3
lemak (g)
36.9
43.3
85.2
Karbohidrat (g)
289.7
317
91.1





        Tabel diatas menggambarkan perkembangan diet Os dilihat dari tingkat konsumsi terhadap kebutuhan Os dihitung berdasarkan rumus Harris Benedict . Tingkat konsumsi pada awal pertama masuk rumah sakit rata-rata  masih dibawah kebutuhan  namun setelah hari pengamtan terakhir nafsu makan Os sudah membaik hal ini dibuktikan dengan presentase tingkat kecukupan energi sebsesar 98 %,  protein 99,3 %, lemak 85 %, dan karbohidrat 91,1%. Berdasrkan presentase tersebut rata-rata tingkat kecukupan Os sudah terpenuhi meskipun belum mencapai 100 %.
                    Berdasarkan grafik diatas tingkat konsumsi Os terhadap kebutuhan energinya mengalami kenaikan dimulai pada hari hari pertama pengamatan yaitu 73.10 % kemudian pada hari pengamatan ke dua sebesar 77.30 %, hari ke tiga 87.80 dan pada hari pengamatan terakhirnya mencapai 98 %. Dari hasil tersebut bisa dikatakan kebutuhan energi Os sudah tercukupi pada akhir pengamatan karena nilai tingkat kecukupannya >90 %.
                    Untuk presentase konsumsi terhadap kebutuhan protein Os pada mengalami peningkatan dimulai dari hari pertama yang defisit berat yang hanya mencapai 52.60 % kemudian berangsur naik pada hari ke dua sebesar 71.4 % dan pada hari ketiga dan keempat mencapai tingkat kecukupan yang optimal (90-110%) yaitu sebesar 107 % pada hari ke tiga dan 99.30 % pada hari ke empat.

                 Konsumsi lemak Os pada hari pertama dan kedua sangat defisit yaitu 46.50% dan 30.6 % terhadap kebutuhannya  dan kemudian melonjak tinggi pada hari ke tiga sebesar 120 % dimana Os mengabiskan semua makanan yang di berikan oleh rumah sakit serta selingan dari luar berpa biskuit sedangkan pada hari terakhir presentase tingkat konsumsi lemak os terhadap kebutuhannya mencapai 85%.
                    Konsumsi karbohidrat Os selama pengamatan rata-rata masih belum mencukupi kebutuhan meskipun hanya defist ringan, pada hari pertama terjadi peningkatan ke hari kedua dan kemudian menuurun pada hari ketiga sedangakan pada hari keempat tingkat kecukupan Os kembali naik. Pada hari ketiga menurun mungkin diakibatkan variasi menu yang diberikan rumah sakit.